Apakah Reksadana Bisa Rugi? Begini Penjelasannya!

by Sabda Awal
Alasan Ini Yang Membuat Reksadana Bisa Rugi

Apakah reksadana bisa rugi? Iya, bisa! Karena kinerja portofolio reksadana tersebut tumbuh negatif. Misalnya, saham sedang menurun atau obligasi sedang mengalami risiko.

Penting untuk kamu ketahui bahwa investasi seperti uang koin yang memiliki dua sisi, yaitu sisi profit dan sisi risiko. Karena reksadana adalah produk investasi, maka secara otomatis reksadana punya risiko. Salah satunya adalah penurunan nilai atau harga (Nilai Aktiva Bersih).

Sudah menjadi hukum dalam dunia investasi bahwa profit dan risiko berjalan secara linear. Artinya, semakin tinggi profit, semakin tinggi pula risikonya. Begitu juga sebaliknya.

Namun, tentu saja risiko tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan berbagai strategi. Yuk, simak artikel ini hingga tuntas agar kamu tidak takut investasi di reksadana.

Apakah Reksadana Bisa Rugi?

Reksadana adalah wadah dari berbagai jenis produk investasi seperti saham, pasar uang, dan obligasi. Misalkan reksadana campuran terdiri dari komposisi saham 1-79%, obligasi 1-79% dan pasar uang (deposito) 1-20%.

Agar lebih jelasnya saya akan memberikan contoh reksadana campuran yaitu Sucorinvest Flexi Fund. Kamu bisa melihat pada tanda panah di gambar ini bahwa komposisinya : saham 74,37%, obligasi 19,41%, dan pasar uang 6,22%.

contoh komposisi reksadana campuran : sucorinvest flexi fund.

Berikutnya, akan saya tampilkan data kinerja Sucorinvest Flexi Fund dalam berbagai kurun waktu. Kita fokus pada YTD (Year to Date) yang pertumbuhannya -3,50%. Artinya, sejak 1 Januari 2023 hingga 24 Juni 2023, kinerja reksadana ini negatif di angka -3,50%.

Jika kamu mulai investasi di Sucorinvest Flexi Fund pada 1 januari 2023, maka nilai investasi akan turun sebesar 3,50% per hari ini (24 Juni 2023). Pertumbuhan investasi yang negatif ini adalah risiko investasi reksadana.

Namun, kerugian ini belum terjadi selama kamu belum menjual reksadana tersebut (floating loss). Tapi, jika kamu jual pada hari ini, maka rugi 3,50% akan benar-benar terjadi.

Dari penjelasan diatas, apakah investasi reksadana bisa rugi? Jawabannya iya.

Jika kinerja reksadana negatif, lalu kamu menjualnya pada saat itu juga. Maka, terjadilah kerugian (realized loss).

Namun, kamu juga bisa perhatikan sekali lagi pada gambar di atas dalam jangka lebih panjang, Sucorinvest Flexi Fund memberikan keuntungan yang tinggi dalam periode 1 tahun +4,68%, 3 tahun +56,02%, dan 5 tahun +41,80%.

Lalu muncul pertanyaan, kenapa reksadana bisa tumbuh negatif?

Seperti yang diulas sebelumnya bahwa reksadana terdiri dari berbagai produk investasi. Nah, dalam kasus Sucorinvest Flexi Fund terdapat saham atau obligasi yang kinerjanya sedang turun (YTD) sehingga mempengaruhi pertumbuhan produk reksadana ini secara keseluruhan.

Tips Meminimalisir Kerugian Investasi Reksadana

1. Tentukan Profil Risiko

Secara umum, profil risiko investor dibagi menjadi 3 yaitu :

  1. konservatif : toleran terhadap risiko kecil
  2. moderat : toleran terhadap risiko menengah
  3. agresif : toleran terhadap risiko tinggi

Jadi, kamu harus menentukan profil risiko kamu. Jika kamu orang yang takut dengan kerugian, maka kamu adalah investor konservatif. Sebaiknya pilih reksadana pasar uang.

Untuk profil risiko moderat pilihlah risiko pendapatan tetap, sementara agresif sebaiknya menempatkan dana pada reksadana campuran dan reksadana saham.

Dengan mengetahui profil risiko, kamu sudah bisa mengukur diri kamu sendiri dalam memaklumi kerugian dalam berinvestasi.

2. Pilih Reksadana Dengan Benar

Untuk memperkecil risiko investasi maka kamu harus mampu memilih reksadana dengan benar. Dalam artikel cara memilih reksadana terbaik agar hasil investasi maksimal telah disebutkan terdapat 3 langkah melakukannya.

Pertama, tentukan jangka waktu investasi apakah jangka pendek, menengah atau panjang. Pemilihan waktu ini akan mengarahkan kamu ke jenis produk reksadana yang paling cocok.

Kedua, cari Manajer Investasi terbaik yang bisa dilakukan dengan cek legalitas, pengahargaan yang diperoleh, dan jumlah dana kelolaan.

Ketiga, bandingkanlah kinerja produk reksadana sejenis yang telah dimasukan ke dalam watchlist.

3. Evaluasi Secara Berkala

Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi secara berkala dengan memantau perkembangan nilai reksadana kamu. Kamu dapat membaca fund fact sheet yang biasanya diterbikan setiap bulan yang berisi laporan produk reksadana terkait kinerja produk reksadana, informasi portofolio dan jumlah dana kelolaannya.

***

Nah, sekarang kamu sudah tahu jika investasi reksadana sangat mungkin mengalami kerugian. Namun, kamu bisa melakukan berbagai strategi untuk meminimalirisnya.

Jadi, jangan takut investasi ya!

Related Posts

Leave a Comment