Artikel cara investasi reksadana untuk pemula ini saya rangkum berdasarkan pengalaman pribadi perjalanan investasi reksadana sejak tahun 2019. Kemudian, saya menyimpulkan bahwa berikut inilah lima langkah yang harus dilakukan oleh seorang newbie.
Reksadana adalah salah satu investasi yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, terutama kalangan milenial dan generasi Z. Tercatat per Mei 2023, sudah ada 10,34 juta orang yang berinvestasi reksadana. Apakah kamu salah satunya?
Reksadana termasuk jenis investasi pasar modal yang tidak memerlukan pengetahuan yang dalam. Selain itu, setiap produk sudah dikelola oleh profesional yang disebut sebagai Manajer Investasi, sehingga hasil investasi berpotensi maksimal.
Bahkan karena banyaknya jenis reksadana ini, sehingga dapat menyesuaikan dengan profil risiko dan target waktu investasi investor.
Yuk, simak ulasannya hingga selesai.
Cara Investasi Reksadana Untuk Pemula
1. Tentukan Profil Risiko
Profil risiko adalah sejauh apa kamu mampu memaklumi risiko kerugian dari investasi. Secara umum, profil risiko investasi dibagi menjadi tiga, yaitu :
- Konservatif,- takut dengan risiko
- Moderat,- mampu menghadapi risiko menengah
- Agresif,- berani dengan risiko tinggi
Investasi seperti uang koin yang memiliki dua sisi berdampingan yaitu risiko dan keuntungan yang berbanding lurus. Semakin kecil risiko, semakin kecil pula keuntungannya. Begitu juga sebaliknya.
Konservatif adalah investor yang takut risiko atau rugi. Maka, ia harus puas dengan hasil keuntungan investasi yang rendah. Tipe investor seperti ini cocok memilih reksadana pasar uang.
Jika kamu bertipe moderat, kamu dapat mentolerir risiko menengah. Investor kelompok ini cocok memilih reksadana pendapatan tetap.
Terakhir, jika kamu adalah investor agresif maka kamu adalah investor yang berani ambil risiko demi keuntungan yang tinggi. Maka, reksadana campuran dan reksadana saham merupakan pilihan yang cocok.
Kerap kali, profil risiko reksadana dikombinasikan dengan penentuan target investasi, apakah investasi kurang dari 1 tahun? 1-3 tahun? 3-5 tahun? Atau investasi di atas 5 tahun.
Adapun pembagiannya sebagai berikut :
Profil Risiko | Waktu Investasi | Jenis Reksadana |
---|---|---|
Konservatif | < 1 tahun | Reksadana Pasar Uang |
Moderat | 1-3 tahun | Reksadana Pendapatan Tetap |
Agresif | 3-5 tahun | Reksadana Campuran |
Agresif | > 5 tahun | Reksadana Saham |
Jadi, silahkan tentukan kamu ada dikelompok yang mana.
2. Tetapkan Strategi Investasi
Strategi investasi dibagi dalam lima jenis yaitu :
- Lump Sum
- Dollar Cost Averaging
- Constant Share
- Value Averaging
- Market Timing
Diantara lima strategi di atas yang paling mudah dilakukan pemula adalah lump sum dan dollar cost averaging. Jadi, fokus saja untuk memilih salah satu dari dua cara ini dahulu.
Lump Sum adalah melakukan investasi di awal dengan setoran besar langsung, tanpa melakukan investasi tambahan (top up) di kemudian hari. Misalkan kamu punya uang Rp 100 juta, kamu langsung beli reksadana dengan seluruh uang yang kamu miliki tersebut.
Dollar Cost Averaging merupakan metode investasi rutin secara berkala dengan nominal investasi yang sama setiap periodenya. Misalkan, kamu memutuskan investasi Rp 500 ribu setiap bulan, nah kamu lakukan rutin setiap bulannya dengan nominal yang sama.
Jadi, kamu lebih tertarik metode investasi yang mana?

3. Pilih Platform Investasi
Secara resmi perusahaan yang menyediakan jual-beli reksadana disebut dengan Agen Penjual Reksa Dana (APERD). Ada berbagai jenis APERD, mulai dari perbankan, fintek, sekuritas dan jenis badan usaha lainnya.
Untuk menjadi APERD harus sudah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Kamu dapat mengecek daftar APERD disini.
Jika melihat tren sekarang, banyak orang lebih memilih fintek untuk berinvestasi reksadana karena diklaim lebih mudah. Baik dari sisi registrasi, penggunaan aplikasi, keleluasaan memilih produk, metode pembayaran, hingga pencairan.
Beberapa yang APERD terkenal di Indonesia diantaranya Bibit, Bareksa, IPOT, Raiz dan lain sebagainya. Kamu bisa membaca 7 Aplikasi Reksadana Terbaik yang Paling Banyak Digunakan sebagai refrensi tambahan.
Silahkan cari refrensi sebanyak-banyaknya platform yang kamu sukai, lanjutkan dengan mendaftar dan kamu siap untuk lakukan investasi!
4. Cari Produk Reksadana yang Sesuai
Cara investasi reksadana untuk pemula berikutnya adalah mencari reksadana yang potensial sesuai dengan profil risiko yang sudah kamu tetapkan.
Secara sederhana, saya hanya membuat dua langkah untuk poin ini yaitu :
- Pilih Manajer Investasi terbaik
- Bandingkan kinerja reksadananya
Kamu dapat menentukan Manajer Investasi terbaik dari legalitas, penghargaan dan total dana kelolaan. Sementara, untuk membandingkan kinerja reksadana dilakukan dengan grafik agar lebih jelas.
Ulasan ini sudah saya bahas secara khusus di Cara Memilih Reksadana Terbaik Agar Hasil Maksimal.
5. Baca dan Riset
Setiap produk reksadana dilengkapi oleh prospektus dan fund fact shet (laporan bulanan). Kedua dokumen ini penting untuk dibaca karena berisi informasi tentang reksadana yang kamu pilih.
Kamu dapat langsung mengunduhnya di halaman reksadana bersangkutan.
Prospektus berisi informasi tentang reksadana mulai dari pembentukan, keterangan, hak dan kewajiban jika reksadana likuidasi/pembubaran hingga informasi tentang Manajer Investasi, mekanisme dan rekam jejak transaksi.
Fund fact sheet adalah laporan bulanan yang diterbitkan oleh Manajer Investasi yang berisi informasi kinerja produk, komposisi aset, dan portfolio efek pada akhir bulan reksadana.
***
Demikianlah cara investasi reksadana untuk pemula. Kira-kira sebaiknya apa lagi yang harus dilakukan oleh investor newbie? Komen di bawah ya!
2 comments
[…] Investor pemula sanga cocok memulai dengan produk investasi ini karena reksadana dikelola oleh profesional yang disebut sebagai Manajer Investasi (MI). MI akan meracik portofolio untuk memaksimalkan kinerja sebuah produk reksadana. Jangan ragu untuk mulai investasi reksadana. […]
[…] tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah yang menjadi panduan investasi reksadana yang […]