Sejak tahun 2020 pamor investasi saham memang meningkat drastis. Banyak orang yang mencoba ‘peruntungan’ di dunia saham untuk dapat uang secara cepat dan singkat.
Sudah seperti persugihan saja.
Saya pribadi sebagai investor saham (sejak 2016) senang karena masyarakat Indonesia makin melek dengan investasi yang satu ini. Di satu sisi merasa miris karena banyak investor pemula yang “sial” karena uangnya nyangkut di saham tertentu.
Mungkin untung? Tapi ruginya juga pasti menunggu.
Bukannya mereka berinvestasi dengan strategi, malah ‘berjudi’ dengan ilmu minim. Seperti curhatan dibawah ini.

Ingat lho, mereka baru saja memulai… layaknya bayi yang baru belajar jalan, eh malah ikut lomba marathon.
Investasi saham itu harus pakai ilmu. Maka, mulailah pelan-pelan dengan belajar dari dasarnya dulu.
Maka dari itu saya bikin tulisan ini, cara investasi saham untuk pemula pembahasan dasar-dasarnya dari A sampai Z.
Biar anda yang mau investasi saham tidak terjebak seperti investor newbie ‘angkatan korona’. Harapannya dari tulisan ini, anda tau harus mulai dari mana, cara investasi, belajar apa, pakai aplikasi apa, beli saham yang mana dan lain-lain.
Kenapa Saham itu Ada? (1)
Jika anda mau investasi saham, tapi masih belum tahu saham itu apa dan darimana datangnya. Sebaiknya urungkan dulu niat investasinya.
Anda pengen investasi tapi tidak tahu bentukannya seperti apa. Ibarat beli kucing di dalam karung. Apakah kucing itu bagus atau malah bukan kucing!
Sebelum belajar cara investasi saham, kita harus tahu pengertian dan cara kerja saham itu sendiri.
Saham adalah salah satu sarana Perusahaan untuk mendapatkan modal. Entah itu modal digunakan untuk ekspansi, beli mesin produksi, tambah produksi atau lain-lain.
Contoh.
PT Es Krim butuh modal untuk bangun pabrik baru senilai Rp 1.000. Kemudian, jajaran direksinya mengajukan go public/IPO/melantai bursa* untuk mendapatkan modal yang Rp 1.000 itu.
*go public/IPO/melantai bursa : istilah yang digunakan untuk perusahaan yang melepas sahamnya di pasar modal.
Dengan mekanisme dan aturan tertentu yang sudah mereka penuhi di Bursa Efek Indonesia dkk (lembaga lainnya), akhirnya PT Es Krim menerbitkan 10 lembar saham yang nilainya Rp 100/lembar, lalu ‘melepasnya’ ke masyarakat.
PT Es Krim : “Eh, kalian mau saham kami ga? Per lembarnya Rp 100 ya.”
Katakanlah, 10 lembar saham PT Es Krim sudah dijual semuanya ke masyarakat.
Jika dihitung : 10 lembar x Rp 100 = Rp 1.000. Sesuai dengan target modal PT Es Krim yang diinginkan.
Secara teknis, PT Es Krim sudah memecah kepemilikan perusahaan menjadi 10 bagian (sesuai jumlah lembar saham).
Makanya, setiap orang yang punya saham PT Es Krim, sebenarnya adalah pemilik perusahaan tersebut sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki.
Misalkan, anda adalah orang yang beli saham PT Es Krim sebanyak 1 lembar. Artinya anda punya porsi kepemilikan perusahaan sebesar 10 % atas PT Es Krim.
Sudah paham kan?
Zaman dulu, saham berbentuk fisik seperti lembaran. Tapi sekarang bentuknya sudah digital yang disimpan dengan aman pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Jika nanti anda sudah investasi saham, anda akan punya akun di KSEI untuk melihat kepemilikan saham anda.
Apakah PT Es Krim punya kewajiban khusus setelah IPO?
Iya, mereka punya kewajiban khusus setelah melantai bursa. Saya akan beberkan 3 hal yang paling umum.
Pertama, perusahaan mereka akan menjadi terbuka yang ditandai pada akhir nama perusahaannya ada embel-embel Tbk.
Menjadi PT Es Krim Tbk.
PT Es Krim bukan lagi perusahaan “private”, melainkan sudah menjadi perusahaan publik. Artinya, kepemilikannya dimiliki oleh publik (masyarakat).
PT Unilever Indonesia Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk adalah contoh perusahaan publik.
Coba perhatikan kemasan produk sehari-hari yang anda gunakan, lihat nama PT-nya, apakah ada embel-embel Tbk? Jika iya, berarti saham perusahaan itu bisa dibeli di pasar modal.
Indomie, Pepsodent, Sunlight, Tolak Angin, Biskuit Roma, Mustika Ratu, Kopiko, Le Minerale, Telkomsel, XL, Bank Mandiri, BNI, BCA, dan lain-lain. Semua itu produk perusahaan publik lho.

Kedua, Perusahaan wajib mempublikasi laporan keuangan dan laporan tahunan ke publik.
Namanya juga sudah menjadi perusahaan publik, jadi masyarakat harus tahu dong bagaimana keadaan perusahaan tersebut. Salah satunya melalui laporan keuangan.
Ngomong-ngomong, laporan keuangan ini salah satu alat yang digunakan oleh investor untuk menganalisis saham lho, namanya teknik analisa fundamental.
Dimana masyarakat dapat melihat laporan keuangan?
Baik, saya akan berikan contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk yang sudah go public.
Kunjungi situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, lanjutkan ke menu Perusahaan Tercatat > Laporan Keuangan dan Tahunan.


Atau anda bisa langsung cari di situs perusahaan bersangkutan.
Seperti contoh website Bank BNI ini.

Silahkan cari perusahan lainnya, seperti Bank BCA, Unilever Indonesia, Mayora, atau Mustika Ratu.
Ketiga, perusahaan membagikan deviden.
Deviden adalah pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor.
Contohnya pada berita dibawah ini, BCA membagikan deviden tahun 2020 pada tahun 2021 ini sebesar Rp 432 per saham.

Bayangkan, ketika anda punya saham BCA sebanyak 1000 lembar, maka anda akan memperoleh Rp 432.000.
Ada perusahaan yang membagikan deviden 2 tahun sekali, 1 tahun sekali, bahkan tidak sama sekali. Tergantung keputusan rapat yang diadakan oleh perusahaan tersebut.
Ada berbagai alasan kenapa deviden tidak dibagikan, misalnya mengalami kerugian, modal ekspansi, menahan untuk dana cadangan atau lainnya.
FYI, ada orang-orang yang investasi saham cuma mengharapkan hasil bagi deviden saja lho. Opsi ini dipilih karena jika dihitung pertahun, persentasi yang didapatkan bisa lebih tinggi dari deposito. Selain itu, harga saham dapat naik dalam jangka panjang.
Cara Investasi Saham Untuk Pemula
Ada banyak PR yang menunggu anda ketika terjun di investasi saham. Semoga saja tetap terus semangat :).
Ngomong-ngomong, dari awal hingga pertengahan tulisan ini saya ngga menyebutkan istilah main saham.
Kenapa?
Sederhananya, karena saham bukan permainan. Ini adalah sebuah investasi yang harus diseriusin.
Bagaimana cara investasi saham?
Urutannya akan saya buat dengan kalimat tanya lagi.
1. Beli saham itu di pasar modal. Pasar modal itu apa? Siapa yang mengelola?
2. Untuk investasi saham harus bikin rekening sekuritas dulu. Apa itu rekening sekuritas? Gimana cara bikinnya? Pilih sekuritas yang mana?
3. Untuk transaksi jual-beli pakai aplikasi trading saham. Apa itu aplikasi trading saham? Gimana cara menggunakannya? Sebenarnya konsep transaksinya seperti apa?
4. Saya bingung mau beli saham apa. Saham apa yang cocok untuk saya?
5. Supaya lebih mantep investasi saham harus belajar analisia. Analisa teknikal atau fundamental?
6. Di pasar modal ada saham gorengan, pom pom, bandar. Apa itu?
7. Harus belajar psikologi trading, manajemen modal dan disverifikasi juga. Supaya apa? Apa yang harus dipelajari?
Hayoo, ternyata banyak yang harus dipelajari ya… tapi anda jangan putus asa. Saya belajar pelan-pelan, try and error, pakai modal kecil. Akhirnya sekarang udah paham.
Investasi saham diciptakan untuk semua orang. Maka, anda pun pasti bisa.
Segudang pertanyaan di atas, sudah menjadi dasar bahwa kata yang tepat adalah investasi saham atau trading saham, bukan main saham.
Dimana tempat beli saham? (2)
Untuk investasi saham, anda perlu beli sahamnya dulu dung. Tempatnya ada di pasar modal atau pasar saham. Kedua istilah ini sama saja.
Pasar saham dikelola oleh Bursa Efek Indonesia. Dibalik itu ada banyak lembaga lainnya yang ikut menjalankan pasar saham seperti Menteri Keuangan, Bapepam, KSEI dan lainnya.
Pasar saham sama seperti pasar umumnya.
Coba anda bayangkan pasar tradisional. Ada penjual, pembeli dan barang-barang yang dijual. Pasar saham juga begitu, ada penjual, pembeli dan saham yang dijual-belikan.
Bentuk pasar modal zaman now serba digital. Jika anda pernah melihat grafik dan deretan angka-angka, itulah pasar saham.

Membuat Rekening Sekuritas (3)
Untuk menuju ke pasar tradisional saja anda perlu tahu lewat jalan mana atau naik angkot nomor berapa. Begitu, juga ke pasar saham…
‘Kendaraan’ yang anda gunakan untuk tiba di pasar modal bernama rekening sekuritas atau rekening saham.
Anda harus membuat rekening saham terlebih dahulu,- untuk membuat rekening ini silahkan datang ke perusahaan sekuritas.
Sekarang sudah semakin mudah sih, karena anda dapat membuat rekening saham secara online atau offline.
Karena cukup panjang, ulasannya saya bahas terpisah, anda bisa membacanya di panduan membuat rekening saham.
Aplikasi Trading Saham (4)
Alat yang digunakan untuk jual-beli saham di pasar modal adalah aplikasi trading saham. So, tugas anda berikutnya adalah belajar bagaimana menggunakan aplikasi ini.
Setiap perusahaan sekuritas memiliki aplikasi trading saham sendiri. Mereka membuat dan mengembangkan aplikasi tersebut. Maka, bisa dipastikan tiap-tiap aplikasi punya kekurangan dan kelebihan.
Tapi, anda tidak perlu pusing dulu soal ini.
Yang pasti, setiap aplikasi trading saham didesain oleh perusahaan sekuritas untuk dapat bertransaksi saham.
Misalkan, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia punya Neo HOTS, PT Indo Premier Sekuritas punya IPOT, Mandiri Sekuritas punya MOST, BNI Sekuritas punya BIONS, PT Trimegah Sekuritas Indonesia punya Trima.
Jika anda membuat rekening saham, maka perusahaan sekuritas akan memberikan user dan password untuk login di aplikasi trading milik mereka.

Ada banyak fitur dan proses di aplikasi trading saham seperti proses dan cara kerja bid / offer, untuk beli saham, jual saham, cek portofolio, order book, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, saya sudah menyiapkan artikel panduan menggunakan aplikasi trading saham dan aplikasi simulasi trading saham gratis agar anda bisa praktik investasi saham.
Beli Saham Apa? (5)
Sampai artikel ini saya terbitkan, ada 727 emiten di pasar modal. Emiten adalah perusahaan yang melantai bursa atau go public. Silahkan cek disini daftarnya.
Seperti PT Unilever Indonesia Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Aneka Tambang Tbk dan lain-lain.
Memang ini menjadi pertanyaan paling mendasar saat anda masuk ke pasar modal. Dari 727, anda mau beli saham apa? Karena jumlahnya banyak, anda pasti bingung kan…
Ada yang menyarankan, “Beli saham blue chip atau LQ45 saja, karena perusahaannya sudah mapan.” Iya, ini memang pilihan terbaik karena memberikan rekomendasi paling aman.
Kalau saya sendiri menyarankan…
Apakah anda mau jadi trader atau investor? Apakah anda ingin menambah penghasilan atau sebagai investasi jangka panjang. Apakah anda hanya mengharapkan deviden?
Bingung? Iya, hehe.
Artinya, ada PR lanjutan yang harus anda pelajari dan kerjakan nih yaitu mencari tujuan anda investasi saham.
Saran saya, silahkan pelajari dulu investasi saham. Sebagai pemula, beli saham harga kecil yang bisa anda jadikan sebagai sarana belajar dan berlatih.
Anda bisa memulai dengan modal kecil terlebih dahulu, yaitu Rp 100.000. Sementara itu, satuan yang digunakan di pasar modal adalah lot… untuk membeli saham minimal 1 lot = 100 lembar.
Dengan perhitungan ini, maka anda bisa membeli saham-saham yang harganya dibawah Rp 1.000 per lembar.
Lalu, saham apa yang harus dibeli?
Saya menyarankan anda mengecek Indeks KOMPAS100.
KOMPAS100 adalah 100 emiten yang dipilih oleh kompas berdasarkan indikator tertentu. Anda bisa mengeceknya disini.
Silahkan cari saham yang harganya dibawah Rp 1.000 per lembar. Dalam daftar link di atas, tidak ada daftar harganya. Anda harus mencari sendiri, bisa langsung pakai google atau aplikasi RTI Bussiness.
Contoh dibawah ini, saya menemukan SIDO (Sido Muncul) dalam KOMPAS100. Setelah saya cek di google, harganya Rp 765/lembar (13 April 2021). Jika anda beli 1 lot berarti nilainya Rp 76.500.

Ingat ya, saya menyarankan untuk beli saham harga kecil sebagai sarana pembelajaran. Agar anda dapat merasakan atmosfer pasar modal.
Setelah anda mulai paham mekanisme di pasar modal dan menemukan tujuan investasi saham… anda akan mendapatkan jawaban sendiri saham apa yang harus dibeli 🙂
Analisa Saham : Teknikal dan Fundamental (6)
Beli saham itu bukan sekadar ikut-ikutan tren, apalagi main tebak-tebakan jika tidak mau zonk.
Bahkan, di buku yang saya baca, jikalau anda mengikuti rekomendasi pilihan saham dari para profesional, setidaknya anda juga punya alasan tersendiri kenapa memilih rekomendasi tersebut.
Tujuan utama kita sebagai investor adalah keuntungan. Makanya, penting sekali untuk melakukan analisis sebelum membeli saham.
Ada 2 jenis analisa yang digunakan, yaitu analisa fundamental dan teknikal. Baik teknik dan tujuannya jauh berbeda.
Analisa fundamental digunakan untuk menganalisa fundamental perusahaan, kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan sektor, persaingan usaha, ekonomi hingga pasar makro-mikro.
Indikator yang digunakan pun beragam, seperti earning per share (EPS), return on equity (ROE), return on investment (ROI), debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), price to book value ratio (PBV) dan lain sebagainya.
Membingungkan? Iya sudah pasti 🙂
Ini adalah tugas anda mencari tahu tentang analisa fundamental di luar sana,- sebaiknya beli buku.
Saya pribadi hanya menggunakan 3 indikator saja kok, yaitu ROE, PBV dan DER.
Analisa fundamental digunakan untuk investasi jangka panjang. Mereka membeli saham dan memegangnya dalam waktu yang lamaaa. Salah satu investor dunia yang tersohor adalah Warren Buffet, sementara itu dari Indonesia ada Lo Kheng Hong.
Analisa teknikal digunakan untuk memprediksi pergerakan saham berdasarkan harga dimasa lalu.
Mungkin anda pernah melihat yang beginian?

Indikator analisa teknikal itu buanyaaak beuet…
Candle stick, moving avarage, support resistence, relative strengh index, stochastic, macd, fibonaci retreatment dan masih banyak lagi lho.
Dari sekian banyak indikator itu, anda dapat menggunakan 3 kombinasi indikator saja kok untuk memprediksi harga saham bergerak ke arah mana.
Analisa teknikal digunakan untuk trading, yaitu jual beli saham dalam jangka pendek. Bisa itu harian, mingguan, 1 bulanan bahkan 3 bulanan masih terhitung sebagai trading.
Untung Rugi Investasi Saham (7)
Jika ada yang cerita kepada anda, “Yok investasi saham. Kita bisa dapat untung banyak dan cepat lho. Lihat ini, aku aja udah untung 20% padahal baru mulai 2 minggu.”
Percayalah, itu bisa saja terjadi dan bukan mengada-ngada.
Tapi hati-hatilah saat dia hanya menceritakan “keuntungan” saja.
Investasi saham itu seperti uang koin Bos! Punya 2 sisi, yaitu rugi dan untung. Jadi, jangan terlena soal cuan saja, risiko juga harus diperhatikan.
Maka, dari itu ketika ada yang tanya saya tentang investasi saham… saya selalu jelaskan bagaimana untung dan ruginya.

Bagaimanapun sebagai makhluk kapitalis, pasti kita mengejar profit saja. Sayangnya, di realita hal itu dibarengi dengan bayang-bayang risiko.
Adapun upaya yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir risiko yang mungkin terjadi, dengan “ilmu” yaitu analisa teknikal, analisa fundamental, psikologi trading, manajemen modal dan disverifikasi.
Risiko investasi saham
Capital loss adalah kondisi saat menjual saham di harga lebih murah dibandingkan saat beli.
Misalkan, anda beli saham PT Es Krim harga Rp 100 / lembar. Selang beberapa bulan harganya turun menjadi Rp 90 per lembar. Karena satu dan lain hal, akhirnya anda menjual saham tersebut. Alhasil, anda rugi Rp 10.
Likuidasi adalah kondisi saat emiten yang sahamnya anda miliki diputuskan bangkrut oleh pengadilan.
Pada kondisi seperti ini, Emiten diminta untuk memenuhi segala kewajibannya seperti bayar utang (jika ada), lalu seluruh asetnya (jika masih ada) akan dijual dan dibagikan kepada pemegang saham.
Keuntungan investasi saham
Capital gain adalah kondisi saat anda menjual saham di harga lebih mahal dibandingkan saat beli.
Misalkan, anda beli saham PT Es Krim harga Rp 100 / lembar. Selang beberapa bulan harganya naik menjadi Rp 110 per lembar. Karena satu dan lain hal, akhirnya anda menjual saham tersebut. Alhasil, anda untung Rp 10.
Deviden adalah kondisi saat emiten membagikan keuntungan perusahaan.
Misalkan, pada tahun ini PT Es Krim membagikan deviden Rp 10 / lembar. Kebetulan anda memiliki 1 lembar saham PT Es Krim, maka anda berhak dapat deviden Rp 10.
Psikologi Trading (8)
Dalam penelitian yang oleh Dr. Van K. Tharp, Ph.D mengatakan bahwa trading yang sukses memerlukan penguasaan psikologi trading (60%), money management (30%), dan sistem trading (10%).
Ellen May dalam Buku Smart Traders not Gamblers hal.130
Ada 2 hal yang dihadapi oleh investor saat berinvestasi saham, yaitu rasa takut dan serakah sehingga mereka tak mampu berpikir objektif dalam bertransaksi saham.
Jujur, perasaan ini masih saya rasakan selama 2 tahunan di pasar modal. Anda pasti akan merasakan hal ini juga nantinya 🙂
Ketika melihat saham yang dibeli turun… di portofolio berubah menjadi warna merah dan menunjukkan kerugian -9,72 % (seperti gambar dibawah ini).

Apa yang anda rasakan? Apa yang akan anda lakukan?
Pasti panik dan gelisah.
Pengen dijual, tapi sayang nanti jadi rugi. Apalagi setelah ambil keputusan jual, eh harganya naik… perasaan menyesalnya dua kali lipat.
Boro-boro ambil keputusan, anda akan bolak-balik buka aplikasi trading saham untuk memantau perkembangan harga saham anda.
Kira-kira begitulah gambaran yang dihadapi banyak pemula dan keadaan saya dulu, hehe. Kalau sekarang sih saya santai saja karena psikologi sudah mapan dan punya strategi sendiri.
Inilah yang disebut psikologi trading. Perasaan takut dan serakah membayang-bayangi saat anda bertransaksi di pasar saham.
Padahal, jika anda berada dalam kondisi seperti ini ada 3 hal yang bisa dilakukan, yaitu cut loss sebelum rugi -9,72%, avarage down untuk meminimalkan kerugiannya atau fokus dengan rencana investasi anda.
Tugas anda mencari pengertian istilah cut loss dan avarage down.
Lalu, bagaimana jika kondisi seperti ini?

Saham yang dibeli ternyata naik, bahkan sudah untung 7,64%. Apa perasaan anda? Apa yang anda lakukan?
Tetap saja, anda akan merasa takut dan serakah…
Takut apabila harga saham turun yang membuat persentase keuntungannya mengecil. Lalu, anda buru-buru menjualnya.
Serakah, karena anda berpikir harganya pasti akan naik lagi, yang membuat keuntungannya semakin besar… Sabar… sabar…jangan jual dulu… itu yang anda katakan pada diri sendiri.
Padahal pada konsisi diatas, anda bisa melakukan 3 tindakan, yaitu :
- Menjual saham saat target profit yang anda buat sudah tercapai
- Menjual sebagian, lalu sebagian laginya di lain kesempatan tak peduli harga saham naik atau turun.
- Fokus kepada tujuan investasi anda. Anda tidak menjualnya, tapi membelinya lagi
Sampai sini paham kan bagaimana psikologis itu berdampak besar terhadap keputusan yang anda ambil. Mau tidak mau, fase ini pasti anda rasakan.
Tapi, setidaknya saat anda membaca artikel ini.. saya sudah mewanti-wanti untuk belajar psikologi trading sehingga anda tidak terjebak dengan perasaan-perasaan non logis seperti itu.
Sisi Gelap Pasar Saham (9)
Ini adalah bahasan terakhir dalam tulisan panduan investasi saham untuk pemula ini.
Seperti web yang punya darkweb, pasar modal juga begitu,- yang punya sisi gelap.
Anda akan menemukan istilah saham gorengan, pom pom, dan bandar.
Bahkan ada lho buku yang berjudul Bandarmology,- membeli saham gaya bandar di pasar modal, hihi.

Saham Gorengan
Dalam pasar modal, saham dikelompokkan dalam 3 kasta yang berbeda, yaitu :
- Saham lapis 1 (saham Blue Chip) adalah saham yang memiliki kapitalisasi lebih dari 40 T, selain itu fundamental emitan ini sudah mapan dan kuat.
- Saham lapis 2 memiliki kapitalisasi pasar yang lebih kecil dari lapis 1, fundamental cukup baik meskipun dalam tahap berkembang
- Saham lapis 3 (saham gorengan) memiliki kapitalisasi pasar kecil, harga fluktuatif yang dapat naik dan turun dalam waktu singkat
Saham lapis 3 ini yang sering ‘dipermainkan’ karena kapitalisasi pasarnya yang kecil (sedikit yang memperjual-belikan) sehingga harganya dapat naik dan turun sangat ekstrim.
Sebagai pemula, hindarilah saham gorengan. Investasi dengan aman di saham lapis ke 1 dan 2.
Pom Pom
Pom-Pom saham adalah suatu upaya menggenjot (atau “memompa”) harga saham oleh suatu pihak dengan cara menyebarkan pesan menyesatkan, keliru atau berlebihan kepada pihak lain (pembeli baru) untuk membeli suatu saham tertentu.
Sumber Big Alpha
Penyebaran informasi menyesatkan dan keliru ini biasanya menggunakan jasa influencer yang memiliki banyak follower.
Para follower yang terpengaruh, beramai-ramai membeli saham tersebut sehingga membuat permintaan lebih besar dari penawaran… harga saham pun naik.
Pada bulan Januari lalu ada kejadian pom pom saham…
Influncer yang terlibat adalah Raffi Ahmat dan Ari Lasso, sampai-sampai OJK memanggil mereka atas penyebutan “promosi” saham tertentu.

Bandar
Bandar adalah sebutan kepada pihak yang punya modal besar di pasar modal sehingga mereka dapat mempengaruhi harga saham.
Jelas saja, bayangkan ketika anda punya modal Rp 10 M… lalu anda membeli saham A.
Akibatnya, terjadi permintaan saham yang tinggi terhadap saham A sehingga harganya naik. Mau tidak mau, para investor ritel (individu/perorangan) ikut-ikutan tren membeli saham A yang sedang naik ini.
Iya dong, kan lagi naik.. kesempatan nih beli sahamnya.
Sampai akhirnya harga saham A pun semakin naik.
Saat harga saham sudah tinggi, si bandar menjual sahamnya karena mereka sudah mendapatkan target untung yang cukup. Seketika, harga saham turun.
Makanya, ada golongan investor yang “mengekor” di belakang bandar ini, karena cuan pasti didepan mata. Ada pola yang bisa dipelajari ketika saham diborong oleh bandar.
Tapi, di lain kesempatan ada juga kejadian luar biasa… dimana Bandar ‘keok’ dihajar investor ritel. Kejadiannya di Wall Street. Seperti berita ini.

Penutup
Jika anda berniat investasi saham, maka anda harus mempelajarinya dengan benar.
Try dan error.
Untung dan rugi.
Adalah proses yang akan anda jalani.
Tulisan panduan saham untuk pemula ini memang masih kurang lengkap. Tapi, sudah bisa dijadikan refrensi untuk melangkah ke tahap berikutnya. Setidaknya anda tahu cara memulai investasi saham.
Selain itu, saya juga menjelaskan sisi gelap dari pasar modal.
Sisanya silahkan cari tau dan belajar lebih lanjut, baik itu dari buku, youtube atau artikel di internet. Percayalah, anda akan menukan style investasi saham sendiri. Karena setiap orang mempunyai strategi dan psikologis yang berbeda.
Ini adalah urutan yang harus anda pelajari untuk investasi saham :
- Kenapa saham itu ada
- Mengenal pasar modal
- Membuat rekening sekuritas
- Cara menggunakan aplikasi trading saham
- Belajar analisa teknikal atau fundamental
- Beli saham apa?
- Belajar psikologi trading, manajemen modal (money management) dan disverifikasi
- Belajar strategi khusus seperti avarage down, cut loss, jual sebagian atau lainnya
- Sisi gelap pasar saham
Demikianlah tulisan tentang cara investasi saham. Jika masih punya pertanyaan, silahakan tinggalkan di kolom komentar.
Selamat berinvestasi.
11 comments
Luar biasa, penjelasan yang sangat runut dengan bahasa sederhana. Saya sendiri secara pribadi mulai fokus mempelajari saham dan tips/triknya demi menunjang kegiatan saya berinvestasi di pasar saham Indonesia. Terima kasih kepada penulis atas konten yang luar biasa. Saya akan selalu berkunjung ke sini. Banyak konten edukatif dan informatif di sini.
Sama-sama Mas, semoga tulisan ini membantu
[…] Jika anda mau belajar saham, bisa baca tulisan saya tentang 9 Petunjuk Dasar Investasi Saham. […]
Ulasan yang bermanfaat. Dari muda saya sangat berminat untuk bergerak di bidang persahaman. Tapi tidak tahu caranya. Setelah membaca artikel ini, gambarannya sudah dapat. Tapi masih kabur. Sekarang apa hendak dikata. Usia sudah mendekati gatis finish. He he … Terima kasih, Mas. Selamat pagi.
Masih bisa Om
Sungguh Njelimet harus benar-benar membaca dengan perlahan agar faham
bagi orang awam agak sulit memang tapi harus belajar, siapa tau suatu saat nanti bisa bermanfaat dan menjadi sumber penghasilan hehe
semoga bisa lanjut ke investasi ya Mas
[…] Bab 1 Bab 3 […]
[…] ini banyak yang mencari informasi DILD saham perusahaan apa karena ada berita yang cukup hangat diperbincangkan oleh investor yaitu Direksi […]
[…] Saya sendiri sudah melakukan investasi saham sejak tahun 2016 hingga saat ini. Bahkan, saat ini saham adalah investasi utama saya. Kamu bisa mempelajari dari artikel saham di blog ini. […]
[…] yang ingin tahu saham yang sering bagi dividen karena dividen merupakan salah satu sumber cuan dalam pasar modal. Di pasar saham ternyata ada banyak emiten yang royal membagikan dividen kepada investor lho! Bahkan […]