Saya berinvestasi di sektor non real sejak tahun 2016. Awalnya kenal dengan saham, lalu berlanjut ke investasi reksadana, p2p lending, obligasi, dan crowdfunding.
Perjalanan investasi yang sudah beberapa tahun ini mengajarkan banyak hal lewat pengalaman.
Sudah banyak mengalami berbagai kejadian sih, mulai dari untung, rugi, pendanaan tertunda, modal nyangkut, dan banyak lagi lainnya.
Semua ini wajar dan normal yang memang akan dilewati sebagai seorang investor. Karena tidak mungkin mulus dan untung terus-terusan, iya kan?
Level resiko masing-masing jenis investasi berbeda. Makanya, cara mengatasinya berbeda pula. Apa yang saya bagikan melalui artikel ini adalah pengalaman saya pribadi.
Bisa anda jadikan refrensi, bagaimana jika rugi investasi saham, reksadana sedang minus atau proyek di p2p lending gagal bayar?
Bagaimana cara saya mengatasinya dan sikap saya terhadap hal-hal seperti itu? Yuk baca.
Cara Memaklumi Kerugian Investasi
Memang sewaktu rugi investasi bikin kepala nyut-nyutan. Sudah kebayang uang bakalan hilang.
Saya legowo rugi saham itu sejak tahun 2021, saat psikologis dan money management sudah terbangun dengan baik. Lebih tepatnya lagi, rugi cuma diawal-awal saja, tapi setelah itu bisa berbalik arah jadi profit (untuk trading).
Kalau mengingat ini, proses memakan waktu hingga 5 tahun belajar saham, try and error.
Jika anda mau belajar saham, bisa baca tulisan saya tentang 9 Petunjuk Dasar Investasi Saham.
Begitu juga gagal proyek pendanaan di investasi P2P Lending ataupun yang direstrukturisasi hingga Rp 9.000.000 karena kena pandemi. Bahkan, ketidakjelasan di salah satu platform, uang saya disana ada Rp 30.000.000. Akhirnya, kejadian ini diangkat ke media, whehe.
Bagaimana agar hati ini legowo kehilangan uang segitu banyak? Saya punya 3 opini yang membantu anda untuk memaklumi kerugian investasi.
Pahami Risikonya
Seperti yang saya bilang tadi, semua investasi punya resiko. Yang membedakan hanya levelnya saja.
Begitu anda memutuskan untuk berinvestasi, yang harus anda pahami adalah cara kerja dan resikonya terlebih dahulu.
Apa yang terjadi jika resiko terjadi? Jika rugi, apakah uang saya hilang atau bisa kembali? Jika rugi, bagimana saya bersikap?
Misalkan untuk beli Sukuk Ritel, setelah saya pahami dan mendapatkan fakta bahwa investasi di Sukuk Ritel tidak akan rugi, kecuali negara kita bangkrut. Tanpa pikir panjang, saya langsung investasi. Benar saja, setiap bulan keuntungan di transfer ke rekening saya.
Sebaliknya dengan investasi saham, resiko ruginya cukup tinggi.
Saya bisa kehilangan uang jika menjual lebih rendah daripada saat beli, oleh sebab itu saya harus menghindari hal tersebut.
Termasuk investasi p2p lending juga cukup tinggi, bahkan ada peluang gagal bayar (dana tidak kembali) atau retrukturisasi.
Dengan memahami resiko investasi, saya menjadi berani apakah harus investasi di sana atau tidak.
Contoh lainnya seperti kripto, saya tidak paham cara kerja dan risiko kehilangan dana seluruhnya tanpa kembali. Makanya saya tidak mau investasi disini. Termasuk, saya juga tidak investasi di forex.
Dengan memahami kemungkinan resiko investasi, maka kita akan lebih siap untuk menghapi dan bersikap.

Ingat Kembali, Apa Tujuan Investasi?
Tujuan investasi pastinya beragam, secara umum dibagi menjadi 3 berdasarkan jangka waktunya, yaitu :
- Jangka pendek : < 1 tahun
- Jangka menengah : 3-5 tahun
- Jangka panjang : > 5 tahun
Anda berinvestasi untuk tujuan yang mana? 1, 2 atau 3?
Coba ingat lagi, jika tujuan investasi anda dibawah 1 tahun, maka jangan ambil investasi saham dong. Karena saham berfluktuasi tinggi dalam jangka pendek yang resikonya sangat besar.
Saya sarankan kepada anda untuk memilih jenis investasi seperti ini saja :
- Jangka pendek : deposito, Surat Utang Negara, reksa dana pasar uang, p2p lending
- Jangka menengah : reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran
- Jangka panjang : reksa dana saham, saham, emas
Fungsi dari mengingat tujuan investasi adalah mengindentifikasikan jenis investasi yang cocok berdasarkan jangka waktunya.
Jika anda sudah memilih investasi yang tepat berdasarkan jangka waktunya, tapi masih rugi juga. Maka, anda akan lebih legowo karena setidaknya pilihan anda sudah sesuai arahan dan rekomendasi.
Fluktuasi Sementara
Ada kalanya investasi menjadi minus karena sedang berfluktuasi. Contohnya pada saat PSBB pertama kali yang diterapkan Januari 2021, lalu berdampak kepada IHSG dan reksa dana.

Gambar diatas menunjukkan penurunan pada Januari yang cukup tajam. Fluktuasi ini hanyalah sementara karena penerapan PSBB Januari 2021.
Jika suatu momen nilai investasi anda menunjukkan angka minus, jangan panik dulu.
Coba cari dan perhatikan kondisi atau kejadian yang memberikan dampak minus tersebut. Momen-momen seperti itu adalah hal yang wajar karena sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi pasar.
Jika terjadi penurunan investasi akibat fluktuasi sementara, anda jangan panik. Malah, sebaliknya manfaatkan momen tersebut untuk menambah investasinya.
Orang-orang sering menyebutnya sebagai “nyerok” alias ambil di harga bawah.
“Ohhh investasi saya lagi rugi karena kebijakan ini tho. Oh, ngga apa-apa ini cuma fluktuasi sementara kok.” Begitulah nanti kira-kira respon anda dalam memakluminya.
Cara Mengatasi Kerugian Investasi
Tujuan investasi untuk dapat untung. Iya, ini mutlak. Tapi, investasi seperti koin yang memiliki 2 sisi. Bisa rugi atau untung. Keduanya pasti pernah dirasakan para investor.
Namun, sepanjang bisa menghindari resiko rugi, kenapa tidak?
Paling tidak meminimalkan resiko kerugian tersebut.
Menurut saya ada 5 hal yang harus anda lakukan, agar peluang rugi itu kecil atau hilang.
Hindari Investasi Ilegal
Menghindari investasi ilegal adalah hal yang wajib.
Saya pernah 2 kali investasi di platform yang belum dapat izin OJK. Yang 1 berhasil, yang 1-nya lagi tidak. Malah ini jadi berita besar level nasional lho. Di website platform menjelaskan mereka tunduk pada aturan OJK tentang investasi, padahal tidak.
Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah hindari investasi ilegal.
Caranya mudah, cukup cek di situs Otoritas Jasa Keuangan. Apakah investasi tersebut terdaftar atau tidak. Meskipun si platform sudah mengklaim bahwa mereka terdaftar, anda tetap harus mengeceknya di OJK.
Pelajari Ilmunya
Investasi tanpa ilmu ibarat anda baru masuk SD tapi ikut SMPTN. Ya pasti tidak lolos.
Jika investasi tanpa ilmu, ya pasti rugi lah!
Makanya penting sekali untuk mempelajari cara kerja sebuah investasi. Dengan begitu anda mampu membangun strategi untuk menghindari resikonya.
Jangan pernah berhenti belajar, silahkan gunakan semua sumber yang anda punya. Baik itu sosial media, buku, atau pelatihan sekalipun.
Sampai sekarang saya tidak investasi di forex dan kripto karena memang tidak paham cara kerjanya. Begitu ada yang ingin diskusi, langsung saya jawab kalau saya tidak paham investasi tersebut.

Average Down
Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Avarage Down adalah merata-ratakan ke bawah. Saya selalu menggunakan teknik ini untuk trading saham dan selalu berhasil.
Avarage Down adalah salah satu cara untuk mengecilkan angka kerugian.
Contohnya begini.
Saya punya saham A seharga Rp 100. Ternyata harganya turun menjadi Rp 90. Alih-alih saya menjualnya, saya malah beli lagi.
Kalau saya jual, saya akan rugi Rp 10.
Kalau saya beli lagi, Rp 100 + Rp 90 = Rp 190 untuk 2 saham A. Jadi, nilai 1 saham A saja menjadi Rp 95 ( Rp 190/2)
Begitu seterusnya jika harga terus turun.
Namun, kondisi ini hanya dapat anda gunakan untuk investasi saham blue chip dan jangka panjang. Contohnya adalah saham Unilever yang saya beli sudah rugi Rp 3,6 juta ini.

Tapi saya tidak khawatir sama sekali, karena ini untuk jangka panjang. Saya akan lakukan average down terus-menerus.
Cut Loss
Cut Loss termasuk salah satu teknik yang digunakan dalam berinvestasi saham. Fungsi dari cut loss adalah menghentikan rugi berkelanjutan.
Karena ada juga nih saham-saham yang tidak mungkin di avarage down dan solusinya adalah cut loss.
Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, kira-kira artinya “jual rugi“. Daripada rugi semakin besar, ya udah deh jual aja mumpung ruginya lagi sedikit.
Tentu saja penerapan cutt loss ini tidak sembarangan. Diperlukan analisa dan perhitungan yang cermat. Ada yang menggunakan analisa teknikal atau perhitungan khusus persentase.
Misal, jika sudah memotong garis MA 60, sebaiknya dijual saja. Atau jika rugi sudah menyentuh 5% wajib dijual.
Ingat, cut loss ini perlu ilmu dan perhitungan khusus ya.
Rutin Investasi
Yang terakhir adalah rutin berinvetasi. Sebenarnya ini mirip kondisi avarage down, tapi ditambah dengan apapun kondisinya tetap berinvestasi.
Terlebih lagi, saat tujuan investasi anda adalah jangka panjang. Beuhh cara ini yang paling mujarab untuk mengurangi resiko.
Baik itu investasi reksa dana saham ataupun saham,- rutin investasi adalah metode terbaik untuk meminimalkan resiko sekaligus memaksimalkan keuntungan.
Anda bisa rutin setiap minggu atau per bulan dalam berinvetasi, asalkan tetap konsisten.
Logikanya begini, berapapun harga saham atau reksa dana tetap dibeli. Jika diakumulasi dalam jangka panjang maka anda akan mendapatkan harga rata-ratanya.

Penutup
Ketika anda memutuskan berinvetasi berarti anda harus siap menghadapi segala resiko yang akan terjadi. Ujung-ujungnya, nilai investasi anda berkurang, turun atau malah hilang.
Rugi itu bikin stress.
Oleh karena itu, anda perlu mencari tahu cara menyikapi dan mengatasinya. Biasanya investor baru akan sulit berdamai dalam kondisi ini. Tapi, ini bagian dari proses investasi yang harus dihadapi.
Saya sendiri menyikapi rugi investasi agar legowo dengan menanamkan 3 hal, yaitu saya harus paham resikonya, saya menetapkan tujuan investasi dan kerugian ini sifatnya sementara karena sedang berfluktuasi.
Sementara itu, cara meminimalisir resiko investasi versi saya ada 5, yaitu :
- Hindari investasi ilegal
- Pelajari ilmunya
- Avarage down
- Cut loss
- Nabung rutin
Apakah anda siap berinvestasi sekarang?
3 comments
yang paling ditakutkan kalau rugi ya, itu yang bikin kita maju mundur, makasih sharingnya
Setuju mas. Aku sendiri udah mulai investasi sejak kerja, berarti 14 tahunan. Walopun dulu kecil2 yaaa. Baru bbrp tahun belakangan ini aja mulai serius dan nominal besar.
Pernah rugi? Pasti pernah. Aku pernah juga kejebak yg ilegal. Yg nawarin teman sendiri. Bodohnya aku kok mau .. udah jelas2 ga masuk akal. Untungnyaaaa nominal ga banyak, cuma 3 jutaan. Aku ikhlasin aja.
Pernah juga baru tarik saham HSBC ku dlm bentuk GBP , ini pas masih kerja di sana, eh kecopetan . Padahal itu utk tambah2 biaya renov rumah. Yg itu aku ga ikhlasin pencopetnya .
Tapi kalo skr, udh mulai belajarlah, gimana cara menyikapi. Utk kripto , samaaa aku juga ga invest di sana. Selain ga ngerti, MUI juga blm menganggab itu halal . Sama kayak forex juga ga dianggab halal Krn cendrung spekulasi, kec utk tukar duit buat traveling, kan beda cerita. Makanya aku cuma invest di saham, LM dan P2P skr ini.
Saham, pasti ada yg masih floating loss. Selama aku blm cairin, aku anggab ya blm rugi. Masih floating doang. Dan aku memang ga mau cari saham yg gorengan. Selalu yg bluechips minimal seconliner. Makanya masih yakin ke depannya. Dan begitu turun banyak, ya aku tunggu aja kalo udh mulai rebound, disanalah aku baru avarage down.
P2P skr ini ada 1 yg macet. Untungnya keciiiil nominal ku di situ. Cuma ratusan ribu. Itupun selagi blm dibilang bad debts, aku masih ada harapan bakal dibayar . Tapi jumlah segitu mah, udh kecover dari profit yg lain.
Jadi investor ATO trader, menurutku harus siapin mental dulu. Jangan gampang panik. Ngeliat turun, padahal cuma 2%, udh heboh. Banyak nemuin yg begitu . Siapin mental, dan belajar ttg ilmu investasi nya, baru nyebut di sini. Kalo mau aman aja, deposito aja gih , iy juga ada resiko, kalo banknya bermasalah
bener, selama belum dijual, saham itu belum rugi. lagian kalau yang dibeli fundamental bagus, pasti nanti harganya akan balik lagi. Makasih sharing perjalanan investasinya mbak