Cara Saya Mengelola Dana Darurat : Kumpul, Jumlah, Simpan, dan Peruntukan

by Sabda Awal
dana darurat adalah

Contoh nyata sudah terjadi sekarang ini, saat pandemi Covid-19 melanda. Ekonomi lesu, pendapatan berkurang, bahkan banyak yang kena PHK.

Jika seandainya anda termasuk yang kena PHK, apakah masih punya uang untuk membiayai hidup sehari-hari sampai wabah berakhir dan dapat pekerjaan baru?

Kalau seandainya setiap orang bisa nyiapin dana darurat, mungkin lockdown bisa diterapkan di Indonesia. Masyarakat tidak khawatir, karena bisa belanja kebutuhan dasar sampai 3 bulan ke depan.

Iya, saya tahu, tidak semua orang mampu secara finansial. Jangankan untuk punya dana darurat, untuk makan sehari-hari saja susah.

Maksud saya, semua orang itu adalah 70-80% orang Indonesia punya dana darurat. Nah, ini saja sudah dapat mengurangi beban pemerintah. 30% sisanya biar pemerintah yang “kasih” makan.

Ngomong-ngomong.

Saya tahu tentang dana darurat itu tahun 2018. Setelah tahu, akhirnya sadar. Ini bener juga ya. Gimana kalau seandainya saya di PHK? Meskipun peluangnya kecil karena saya ASN.

Tapi, gimana kalau kondisinya memang benar-benar terjadi? Tanpa dana darurat, mau hidup pakai uang dari mana?

Dulu saya mengumpulkan dana darurat satu tahun lebih. Akhirnya terkumpul yang nominalnya sebesar 6 kali pengeluaran bulanan.

Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya pribadi. Saya akan share cara mengumpulkan, cara menyimpan, peruntukan, dan besaran dana darurat.

Dana Darurat Adalah

Penyelamat.

Iya penyelamat, saat anda tidak punya pemasukan sementara. Kasih contoh ekstrimnya PHK.

Hari ini PHK, memang besok langsung dapat kerjaan baru? Siapa yang jamin?

Jadi, dalam kondisi seperti ini anda masih bisa hidup bersama keluarga sampai beberapa bulan ke depan sembari mencari pekerjaan baru.

Makanya disarankan nominalnya itu berdasarkan pengeluaran bulanan.

Saat membuat budgeting, dana darurat diletakkan dalam skala prioritas. Posisinya tepat setelah pos “biaya hidup/cost living“.

Fungsi Dana Darurat

Apakah dana darurat dipakai saat kecelakaan kerja, perawatan saat sakit, atau bayar utang atau saat-saat darurat lainnya?

Tidak.

Peruntukkan dana darurat hanya 1 yaitu untuk membiayai hidup saat tidak punya penghasilan.

Iya, bagi saya pribadi fungsinya cuma 1 ini saja.

Bayangkan kalau anda menggunakan dana darurat untuk perawatan sakit. Anda tidak tau berapa lama sakit. Selama sakit otomatis tidak berpenghasilan. Terus, kalau dana darurat sudah dipakai untuk berobat, lalu untuk biaya hidup bagaimana?

Makanya, perawatan sakit amat disarankan menggunakan asuransi.

Dana darurat untuk kondisi darurat. Bukan berarti sakit, kecelakaan, biaya melahirkan atau bayar utang termasuk “kondisi darurat”.

Dalam dunia personal finance, sakit dan kecelakaan diarahkan ke asuransi. Sementara, biaya melahirkan dan bayar utang disiapkan pada alokasi terpisah.

Ingat, fungsi dana darurat cuma 1 yaitu untuk hidup selama beberapa periode tanpa punya penghasilan.

Besaran Dana Darurat

Ukurannya berdasarkan biaya hidup bulanan. Minimal anda punya dana darurat sebesar 3 kali.

Misal.

Pengeluaran bulanan untuk biaya hidup sebesar Rp 5.000.000. Berarti 3 kalinya adalah Rp 15.000.000.

Hitungannya termasuk :

  1. Biaya hidup untuk makan
  2. Biaya sewa tempat tinggal
  3. Segala macam tagihan (listrik, air, internet dst)
  4. Asuransi
  5. Cicilan kredit

Jadi, dalam kondisi terburuk sekalipun, anda mampu bertahan hidup bersama keluarga selama 3 bulan kedepan, tanpa khawatir soal makan, tempat tinggal, asuransi dan utang.

Namun, alangkah baiknya jika menaikkan nominal dana darurat sebesar 6 kali sampai dengan 12 kali.

Saya sendiri sudah menyiapkan dana darurat sebesar Rp 20.000.000, dengan rincian pengeluaran Rp 3.000.000/bulan. Jadi sudah ada 6 kalinya.

Sementara kelebihan Rp 2.000.000 karena saya menyimpannya di deposito. Jadi, supaya nominalnya genap saja.

Evaluasi. Saya ingatkan untuk melakukan evaluasi jika terjadi perubahan pengeluaran. Misalkan anda sudah mengumpulkan sebanyak 6 kali pada saat masih lajang.

Ketika sudah menikah, maka otomatis jumlahnya naik. Maka anda harus menambah kekurangan dana darurat sesuai dengan kebutuhan saat ini.

Cara Menyimpan Dana Darurat

Simpan dana darurat di tempat yang mudah dicairkan. Pilihannya bisa di :

  1. Rekening tabungan
  2. Deposito
  3. Reksa dana pasar uang
  4. Emas.

Jika dibutuhkan sewaktu-waktu bisa langsung diambil, paling tidak dapat dicairkan paling lama dalam waktu 1 bulan.

Saya sendiri merekomendasikan disimpan di deposito, reksa dana pasar uang atau emas. Kenapa? Karena nominal dana darurat ini cukup besar.

Sangat disayangkan kalau cuma disimpan di rekening tabungan tanpa return sama sekali. Malah nilainya bisa berkurang karena inflasi.

Seandainya pun anda memilih rekening tabungan, pilihlah rekening tabungan tanpa biaya administrasi, misalnya Jenius BTPN.

Saya menyimpan dana darurat pada 2 deposito yang berbeda, yaitu di deposito Mandiri Syariah dan deposito BNI Syariah. Lumayan, saya dapat sebulan sekitar Rp 50.000 yang kalau disetahunkan Rp 600.000.

Kalau di deposito cairkan biliyet tidak boleh sembarangan. Makanya tenor yang saya ambil 1 dan 3 bulan.

Berikutnya reksa dana pasar uang, anda bisa mengalihkannya ke produk ini dengan imbal hasil sekitar 7% per tahun. Tergantung portofolio reksa dana itu sendiri.

Pencairan reksa dana bisa dalam seketika. Anda dapat menjualnya selama hari kerja Senin s.d. Jumat dan pencairan dana paling lama maksimal 7 hari kerja.

Terakhir, menyimpan dana darurat berupa emas. Anda dapat menyimpan dalam bentuk tabungan emas atau emas batangan. Emas ini cukup aman disimpan dan sangat mudah dicairkan.

Cara Mengumpulkan Dana Darurat

Sekarang anda tahu kalau nominal dana darurat cukup besar yang tidak mungkin dikumpulkan dalam satu waktu.

Saya sarankan dengan cara mencicil setiap bulan. Saya juga begini.

Jika saya dapat bonus dari kantor, saya alokasikan ke dana darurat agar terisi lebih cepat.

Kesimpulan

Dana darurat adalah dana yang digunakan ketika anda tidak punya penghasilan sehingga masih bisa membiayai hidup selama beberapa bulan ke depan.

Jumlahnya minimal 3 kali pengeluaran bulanan.

Simpan dana darurat ditempat yang mudah dicairkan. Karena nilainya yang cukup besar, saya sarankan yang diletakkan di tempat yang memberikan return.

Hello Finance, Make It Fun!

Related Posts

Leave a Comment

23 comments

Agung Rangga April 20, 2020 - 12:47 pm

Saya juga mulai ngumpulin dana darurat, tapi dalam bentuk tabungan emas. Namun bakal coba beberapa pilihan lainnya deh~
Terima kasih informasinya mas.

Reply
Zai April 20, 2020 - 2:38 pm

Gak asik ah, gak ada angkanya. Hehe. Kan pembaca penasaran juga sama nominal dana daruratnya mas Sabda.

Anyway, setuju dgn mas Sabda. Untuk biaya berobat sebaiknya pake dana asuransi. Maka itu, kalo saya pribadi, menyarankan orang punya asuransi dlu baru siapin dana daruratnya. Atau bisa juga dua2nya berbarengan.

Reply
Sabda Awal April 20, 2020 - 4:34 pm

Nanti saya update tulisannys, whehe… nyiapin 20 juta untuk dana daruratz karena pengeluaran bulanan di angka Rp 3 juta

Reply
5 Saran Finansial Untuk Anda Yang Baru Bekerja - BlogSabda.com April 20, 2020 - 11:31 pm

[…] Baca lebih jauh : cara saya mengelola dana darurat, kumpul, jumlah, cara simpan dan peruntukan. […]

Reply
Bayu Pradana April 21, 2020 - 11:19 am

Belum ada persiapan dana darurat.. duhh harus segera direcanakan dengan baik ne. Tks infonya Bang

Reply
irfan April 21, 2020 - 12:39 pm

Eemmm idealnya memang 3x yaa kalau masih lajang… kalau udah berkeluarga 15x katanya (berat nih) hahaha

Aku pengeluaran bulanan masih dibawah 1 juta, karena tinggal dirumah ortu dan jarang kali keluar rumah. Tapi bukan berarti punya dana darurat 3 juta.. soalnya ada mikir keluarga juga, jadi diatas 3 juta dana daruratnya.

Intinya, kalau sudah punya dana darurat gak boleh puas dengan jumlah yang sudah sesuai 3x pengeluaran atau 15x pengeluran bulanan.. kalau bisa lebih kan lebih safe ya. Tks

Reply
Sabda Awal April 22, 2020 - 7:24 pm

15 kali memang berat, soalnya nominalnya kan ga kecil.

Reply
alfan ismail April 24, 2020 - 8:13 pm

saya ini kan jualan online,,,kerasa banget merosot tajam,,,,bahkan sekarang simpanan saya keluar terus buat beli kebutuhan,,, kalo ini terus terjadi gak menutup kemungkinan saya bisa habis tabungan,, gmana ya mas cara menyikapinya?

Reply
Sabda Awal April 24, 2020 - 9:02 pm

Saran saya, Jika ada aset yang masih mungkin bisa dijual atau jaminkan, itu saja dulu.

Tapi tunggu saat tabungan bener-bener seret.

Reply
Bang Day April 26, 2020 - 5:38 am

inspiratif mas Sabda, kami jg berusaha menyisihkan ini tapi kurang konsisten, jadinya gak maksimal jumlahnya.

Padahal dalam situasi begini pastinya kita perlu pegangan dana cadangan.

Reply
Banyu Akasa April 27, 2020 - 9:00 pm

Terima kasih sharingnya Sabda…

Tapi, 3 bulan saya rasa kurang sih. IMHO.
Minimal 2 tahun tanpa penghasilan tetap. Koreksi jika salah yah.

Reply
Sabda Awal April 28, 2020 - 8:59 pm

3 bulan terlalu mepet mas, baiknya memang dinaikkan lagi. untuk freelancer amannya minimal 12 kali

Reply
ainun May 9, 2020 - 4:34 pm

memang perlu ada simpenan buat dana darurat, dan nggak nyangka kalo ada kondisi seperti ini
beruntung kemarin ada simpenan meskipun nggak seberapa
target pribadi masih belum tercapai dan tetep usaha

Reply
Sabda Awal May 11, 2020 - 7:20 pm

Semoga untuk berikutnya bisa mencapai minimal 6 kali pengeluaran untuk dana daruratnya

Reply
Riza Alhusna May 18, 2020 - 10:30 am

Alhamdulillah gw udah sadar dari kapan taun punya dana darurat. Dana darurat gw 12 kali gaji gw sekarang, bukan kebutuhan bulanan gw. Jadi walopun anad korona kek apa kek, gw maish bisa hidup tenang.

Bener banget, yang namanya dana darurat gak boleh dipake kecuali kalo kita di phk atau sudah gak berpenghasilan. Makanya dana darurat sama tabungan itu harus dipisah. Gak boleh disatuin.

Reply
Pengalaman Deposito Rp 10 Juta di CIMB Niaga Syariah - BlogSabda.com May 27, 2020 - 8:22 pm

[…] belajar tentang dana darurat dan budgeting agar pikiran lebih tenang dalam membuat keputusan […]

Reply
Nurul Sufitri May 28, 2020 - 2:58 pm

Nah ini dia masalah utama betapa sulitnya mengumpulkan dana darurat hihihihi 🙂 Alokasi dana yang satu ini memamang wajib dan ga boleh diutak-atik kalau tidak ada urgensinya. Kumpulin aja dari sekarang jangan ntar2, karena kalau nanti lagi pasti uangnya kepake terus.

Reply
Sabda Awal May 28, 2020 - 6:27 pm

iya bener mbak, harus dicicil dan konsisten, kalo ga, ga bakalan punya dana darurat nanti

Reply
Investasi Deposito? JANGAN! 5 Hal Ini Alasannya - BlogSabda.com July 30, 2020 - 4:37 pm

[…] darurat. Saya sudah pernah bahas tentang dana darurat, baca di artikel itu […]

Reply
Cara Mengatur Gaji Bulanan Agar Finansial Tak Berantakan - BlogSabda.com October 9, 2020 - 10:01 am

[…] indikator perhitungan dana darurat ini berdasarkan pengeluaran bulanan. Disarankan, minimal harus punya dana darurat 3 […]

Reply
Belajar Finansial Mudah Kok, Milenial Juga Bisa! - BlogSabda.com November 10, 2020 - 3:14 pm

[…] Dana darurat dapat menyelamatkan kita saat tidak punya penghasilan. Entah itu karena dirumahkan, di PHK atau tipe pekerjaan yang penghasilannya tidak menentu. […]

Reply
Solusi Mudah Budgeting dan Mencatat Pengeluaran Bagi yang Kesulitan atau Pemalas March 3, 2021 - 8:05 pm

[…] Baca lebih jauh : cara saya mengelola dana darurat, kumpul, jumlah, cara simpan dan peruntukan. […]

Reply
Maris September 24, 2021 - 9:23 am

Saya tau tentang dana darurat sejak beberapa tahun yang lalu, tapi baru benar2 sadar bahwa dana darurat sangat penting setelah terjadi pandemi ini hoho.
Jadi baru beberapa bulan terakhir ini saya mengumpulkan dana darurat. Besaran dana darurat bisa 3x pengeluaran bulanan untuk yang tidak punya mobil dan rumah. Tapi untuk yang memiliki mobil atau rumah minimal dana darurat 6x pengeluaran bulanan (jika terjadi sesuatu sama rumah atau mobil dan perlu perbaikan). Ini berlaku untuk karyawan. Jika freelance setuju sama mas sabda minimal 12x atau setahun pengeluaran bulanan.
Untuk mempercepat terkumpulnya dana darurat bisa dari bonus atau bisa juga dari THR. Saya kumpulkan dari keduanya biar cepet

Reply