Empat Tahun Bekerja Sudah Punya Apa?

by Sabda Awal
4 tahun bekerja sudah punya apa

[Update 20 Januari 2019] Penambahan gambar dan pembaharuan informasi

Ini tulisan pertama saya, agak deg-degan. Sebenarnya saya memberanikan diri untuk menulisnya. Bisa dilihat dari judulnya saja sudah menantang. Apalagi saya sebagai penulisnya memikirkan cara yang tepat untuk menyampaikan curhatan pertama ini.

*tarik nafas*

Saya tulis ini di bulan Oktober 2017 genap sudah 4 tahun bekerja, tepat pula saya menginjak usia ke-24 tahun.

*Selamat hari lahir*

Saya bekerja di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pada salah satu kantor pelayanan di Sumatera Utara. Bea Cukai sendiri dibawah naungan Kementerian Keuangan. Untuk bisa masuk ke instansi ini, dulu saya menghabiskan 10 bulan belajar di Kampus STAN untuk meraih gelar Diploma I.

Saya wisuda tahun 2012. Secara resmi bekerja 1 Oktober 2013.

sistem pangkat dan golongan bea cukai

Pertanyaan ini sangat menyudutkan diri. Saya sendiri bercermin pada diri sendiri,- saya sudah punya apa? Tulisan ini bukan bercerita tentang saya, bukan juga tentang Anda, tetapi ini tentang kita yang sudah bekerja selama beberapa tahun, sudah punya apa? 

Memang sih ukuran kebahagian itu bukan berapa banyak uang atau harta yang kita kumpulkan, tapi terkadang muncul pertanyaan menggelitik : selama kerja saya sudah punya apa saja? Bukan soal berapa banyak.

Terkadang menjadi pertanyaan : lha gaji selama ini yang didapatkan kok tidak kelihatan ya? Kemana saja larinya?

Perbandingan Saya

Saya sudah bisa menebak, pasti nanti akan ada yang membandingkan antara pekerjaan saya dengan orang lain. Hmm, mereka berdalih,Anda enak, gajinya besar, lha kami? Jangan coba banding-bandingkanlah”.

Saya membenarkan. Mungkin untuk level pekerja yang sama dan pendidikan yang hanya D1, gaji saya termasuk lumayan. Ada gaji pokok, tunjangan, tunjangan khusus, uang makan, uang lembur dan tunjangan lainnya. *abaikan ini*

Apakah Anda pernah punya teman satu pekerjaan dan memulai bekerja bersama, tetapi kemudian di tahun ke 4 si teman sudah punya A, B, C, D dan E, sementara Anda tidak punya apa-apa. Ingat, gaji sama, pekerjaan sama, waktu mulai kerja sama. Lalu kenapa hasilnya bisa berbeda?

Hey kawan, ini bukan soal besarnya gaji, tetapi seberapa pandai dalam mengatur keuangan. Ada juga yang bilang,”Anda ASN, gaji tetap, pensiunan ada, lha kami? Jangan coba banding-bandingkanlah!

*ASN (aperatur sipil negara) a.k.a PNS*

Pernah tidak mendapati seorang yang sama-sama ASN, tetapi yang satu banyak hutang, yang satu finansialnya baik-baik saja? Yang satu pensiunannya kesulitan, yang satu pensiunannya merasa nyaman

Pernah tidak mendapati seorang yang bukan ASN tetapi memiliki kehidupan yang lebih baik daripada ASN padahal berada pada level pekerja yang sama? Ini bukan soal status ASN, swasta atau freelance, tetapi soal kepandaian mengatur uang hingga masa tua, kawan! Empat tahun bekerja sudah punya apa?

Pertama, saya mau mengajak pembaca untuk menyamakan pandangan bahwa pekerjaan itu bukan soal besaran gaji, status maupun jabatan, tetapi soal kepandaian mengatur uang.

Perbandingan Margin

Ada satu perbandingan lagi yang tidak boleh dilewatkan, yaitu perbandingan margin. Perbandingan ini berdampingan dengan capaian dan kemampuan seseorang.

Tingkat keberhasilan yang Disesuaikan dengan Batasan Maksimum

Saya tahu, Anda tidak paham dengan yang diatas. Saya berikan satu contoh. Misal, saya memiliki penghasilan 3 juta/bulan, sementara si B bergaji 10 juta/bulan. Kami berada dilevel pekerja yang berbeda, status yang berbeda dan jabatan yang berbeda. Tetapi kami memiliki satu kesamaan, yaitu pandai mengatur penghasilan.

Di tahun ke 4, saya berhasil membeli sepeda motor, sementara si B berhasil membeli mobil. Apakah saya gagal sementara B berhasil? Jawabannya kami sama-sama berhasil. Saya mencapai batasan (kemampuan) maksimum untuk membeli sepeda motor dengan tingat keberhasilan maksimal. Begitu juga dengan si B yang membeli mobil tingkat keberhasilan maksimal.

Saya tidak bisa paksakan untuk dapat mobil dengan kemampuan dan jangka waktu seperti itu, karena sudah mencapai batasan maksimum. Walapun yang dihasilkan berbeda, antara sepeda motor yang nilainya lebih kecil dari pada mobil, namun tingkat keberhasilan sama-sama maksimal.

👆Inilah yang saya maksud dengan perbandingan margin.

Bagaimana mengetahui tingkat keberhasilan dan batasan maksimum? Silahkan bandingkan sendiri dengan orang lain. Maka kita bisa menafsirkan level keberhasilan.

Pada kenyataanya tidak ada nilai pasti untuk tingkat keberhasilan dan batasan maksimum. Kita sendiri yang tahu dengan dasar perbandingan dengan orang lain. Biasanya diungkapkan dengan perkataan seperti ini.

Ternyata saya lebih berhasil dari fulan.” atau “Saya lebih sukses dari fulani.”

Oke, kita kembali ke… 4 tahun kerja sudah punya apa?

Untuk ukuran lama bekerja boleh berapa saja. Boleh kurang dari 4 tahun, ataupun lebih. Saya akan coba membantu menghitung, apa yang sudah kita punya selama bekerja.

1. Apakah memiliki tabungan?

Bukan hanya rekening tabungan, tapi juga ada uang didalam rekening tersebut, hehehe.

Jika sudah kerja beberapa tahun, tetapi tidak memiliki tabungan. Wah ini pertanda bahaya. Wajarnya 10-20% porsi gaji harus dialokasikan untuk tabungan. Yahhh, kalau pun tidak bisa, 5% atau lebih rendah dari itu harus tetap ditabung.

Jika anda terkendala karena gaji kecil, mungkin anda perlu mengetahui cara menabung untuk gaji kecil.

Kemudian, frekuensi menabung. Jika tidak pernah maka ini pertanda buruk. Jika pernah, Alhamdulillah. Sebulan sekali ketika gajian? atau frekuensi lainnya? Apakah rekening tabungan bersatu dengan rekening gaji?

Jika iya, berarti salah. Kita tidak dapat membedakan mana tabungan dan mana gaji. Tau-tau sudah terpakai semua. Rekening tabungan harus dipisah. Silahkan buat rekening tabungan yang berbeda.

2. Apakah memiliki utang?

Jika Anda tidak memiliki utang maka pertanda baik, jika iya saya mulai sedikit khawatir. Memiliki utang itu sah-sah saja. Tapi kita lihat dulu tujuannya untuk apa. Jika utang untuk keperluan membeli rumah, tanah, ruko atau keperluan usaha, maka ini pertanda baik. Karena yang saya sebutkan tadi termasuk investasi.

Namun, jika utang digunakan untuk kredit suatu barang, misal mobil. Ini sebenarnya pertanda tidak baik. Selain Anda mencicil dengan uang yang lebih, harga mobil akan turun di masa depan. Sebisa mungkin menghindari utang konsumtif, tapi jika utang produktif saya dukung.

3. Apakah memiliki asuransi?

Asuransi masih cukup awam bagi sebagian masyarakat. Untungnya hadirlah BPJS sebagai asuransi pemerintah yang mampu memberikan pemahaman ke berbagai lapisan masyarakat bahwa asuransi itu sangat penting.

Lihat saja banyak masyarakat terbantu dengan kehadiran BPJS ini. Semua biaya berobat ditanggung BPJS, padahal kita hanya membayar bulanan yang nilainya kecil.

Apakah Anda yakin asuransi itu penting?

Asuransi itu ibarat satpam di komplek. Anda membayar gaji satpam untuk berjaga, meskipun belum tentu terjadi kemalingan. Namun, pasti akan terasa lebih aman karena sudah  dilindungi oleh satpam dari tindak kejahatan. Begitulah asuransi.

Saya sendiri mengambil asuransi kesehatan, jiwa dan investasi dalam 1 produk asuransi. Saya sadar bahwa tidak semua penyakit mampu di back up oleh BPJS. Dari itu saya memilih asuransi kesehatan.

Sementara itu, kenapa ada jiwa-nya. Hmmm…. agar bisa diwariskan saja ke ahli waris. Sedangkan bagian investasi, untuk masa depan suatu hari saya butuhkan, bisa saya ambil kembali. Nah, jenis investasi ini namanya asuransi unitlink.

4. Apakah memiliki investasi? 

Investasi dapat berupa apa saja yang penting nilainya tumbuh terus-menerus. Misalkan tanah yang harganya tidak pernah turun. Rumah,- orang-orang menyebut ini juga investasi, karena jika dijual dimasa depan pasti harganya makin mahal. Tapi Robert T Kiyosaki memasukan rumah dalam kategori beban. Mengapa?

Rumah yang dimaksud beban itu adalah rumah yang ditempati yang mana kita mengeluarkan biaya-biaya untuk merawatnya dan tujuan awal membeli rumah tersebut memang untuk ditinggali bukan dijual. Sedangkan rumah yang tidak ditempati dan dapat menghasilkan passive income baru dapat dikategorikan sebagai investasi.

Bagi saya dan orang-orang yang gajinya tidak seberapa, tentu untuk membeli tanah atau rumah sangat berat.

Tenang saja, tersedia juga investasi untuk gaji kecil. Anda bisa memilih deposito, reksadana, saham, obligasi, investasi emas, hingga p2p lending syariah.

Dengan biaya yang ringan kita menyerahkan ke lembaga tertentu, lalu mereka mengolahnya hingga nilainya tumbuh terus dan terus.

***

Inilah ke empat indikator yang saya gunakan untuk mengetahui kita sudah punya apa setelah beberapa tahun bekerja.

Mengapa kendaraan dan gadget tidak saya jadikan sebagai indikator?  Padahal nilainya cukup besar saat dibeli bukan? Malah sekarang di SPT tahunan kendaraan dan gadget dimasukkan ke kolom harta. hehehe.

Saya punya laptop harga Rp 7 juta saat pertama kali membelinya. 2 tahun berlalu, saya hanya mampu menjualnya di harga Rp 2,3 juta saja. Nilai gadget ini hilang hingga 60% dalam 2 tahun.

Begitu juga dengan kendaraan, nilainya pasti hilang dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi bagi yang beli kendaraan dengan kredit. Bukan harta yang bertambah, tetapi utang yang bertambah. Maka dari itu kendaraan dan gadget bukan indikator “sudah punya apa”.

Kira-kira bagaimana dengan Anda? Sudahkan memiliki sesuatu. Jika sudah maka ini adalah langkah yang baik. Jika belum, maka lakukan dengan segera dimulai dari tabungan.

Bagaimana Dengan Saya? 

Saya memiliki tabungan. Saya memiliki utang untuk usaha Saya memiliki asuransi. Saya memiliki investasi berupa tanah, emas, p2p lending, saham, reksadana dan asuransi unitlink. Dilain kesempatan saya akan berbagi produk-produk ini.

Jika level pekerja Anda lebih tinggi dari saya, tentu Anda memiliki lebih banyak dari apa yang saya miliki. Sebaliknya, jika level pekerja Anda lebih rendah, tentu Anda memiliki lebih sedikit dari apa yang saya miliki dan tidak menutup kemungkinan sama atau malah lebih banyak dari saya.

Ingat kembali soal perbandingan margin. Kita semua sama-sama berhasil meskipun nilai yang dihasilkan berbeda.

***

Ini merupakan artikel pertama pada artikel ini. Kedepannya saya akan menulis dengan tema personal finance yang dapat anda jadikan sebagai refrensi dalam mengatur keuangan pribadi.

Hello Finance, Make It Fun!

Image source :

canva.com

Related Posts

Leave a Comment

67 comments

Sandra Hamidah October 11, 2017 - 9:50 am

Nice post gan, saya punya semuanya kecuali hutang, karena saya menikah tanpa hutang jadi hidup saya tenang. Karena baru lahiran, saya enggak kerja dulu tapi berkarya dari rumah, rezeki tetap ada karena saya berdoa agar dikejar duit halal dan berkah 🙂

Reply
tri mei lestari October 11, 2017 - 2:37 pm

Kebahagiaan terletak di dalam hati.. eaa…

Semoga segera di pertemukan jodohnya gan..

Reply
Reffi Seftianti October 12, 2017 - 9:09 am

saya kerja empat tahun juga dan memang tidak beli motor, tapi mulai punya tabungan investasi dan bisa membeli laptop sendiri…. alhmadulillah yang penting berkah ya 😀

Reply
Endah Kurnia Wirawati October 12, 2017 - 5:43 pm

saya sudah 8 tahun kerja dan kalau ditanya sudah punya apa, saya menjawab sambil tersenyum "Alhamdulillah semua yang saya butuhkan sudah terpenuhi"

Reply
Artha October 14, 2017 - 12:40 pm

Saya punya cita2 nanti anak saya bisa masuk STAN dan jadi pegawai pajak. Soale kan ikatan dinas, masa depan cerah gitu. Hihi… Kalau diingat2 empat tahun kerja saya udah bisa punya motor sendiri, tapi belum bisa beli rumah

Reply
Djangkaru Bumi October 15, 2017 - 2:40 pm

Saya lama nganggur, bersyukur bisa main internet 😀

Reply
Djangkaru Bumi October 15, 2017 - 2:40 pm

Sebenarnya kesukesesan itu hanya diri sendiri yang tahu. Sedangkan orang lain hanya melihat dari luarnya, apa yang kita pakai dan apa yang kita beli.
Semakin besar penghasilan, gaya dan kebutuhan hidup akan berbeda.
Intinya, bersyukur sajalah, jangan terjebak dengan gaya hidup yang terlalu wah.

Reply
Rini Novitasari October 17, 2017 - 11:16 am

Wahhh ini postingan pertama di blog? Keren amat.

Reply
jhon purba October 18, 2017 - 8:13 am

Thanks For Sharing,,,, 🙂

Reply
Agnesiarezita October 18, 2017 - 11:04 am

Alhamdulillah kalau diingat-ingat, diluar ekspektasi. Banyak hal luar biasa yg diraih selama ini.

Reply
Anesa Nisa October 19, 2017 - 1:00 am

aku bekerja dua tahun aja. heheeh. abis itu nikah :p
suskes terus ya di bea cukai. tahan godaan 😀

Reply
Ikrom Zayn October 23, 2017 - 2:29 pm

belum dapat apa2 tapi sudah dapet niatan buka ushaa sendiri
gpp, hehe
semoga cepet nikah mas. hehe

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:15 am

wahh, bagus mbak tanpa hutang. kebanyakan sekarnag kan yang berumah tangga punya cicilan. hidup tenang memang nyaman

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:15 am

silahkan dibikin rencana keuangannya mbak biar tujuannya bisa tercapai.

amiin, semoga jodoh saya cepat dipertemukan

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:16 am

semangat investasi nya mbak,s emoga terus konsisten. alhamdulillah berkah

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:17 am

saya tersenyum juga mbak 😀

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:18 am

boleh mbak diarahkan anaknya jadi pegawai pajak. cerah si cerah mbak, tapi harus siap konsekuensinya juga, seperti beban kerja berat dan pola mutasinya/

semangat mbak, semoga rumahnya bisa tercapai

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:19 am

saya belum jalan2 mbak, hehe jadi maluu… nanti deh pas sama pasangan kita backpakeran

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:24 am

iya mas, bener, yang penting bersyukur

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:24 am

semoga usahanya lancar jaya mas, dimudahkan dan disegerakan buat saya yang masih sendiri ini

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:25 am

enak mbaknya dinikahi, lah saya menikahi, mesti perisapan dana dulu, hehe…

amiin semoga sukses terus saya mbak, godaan syaiton yang terkutuk

Reply
Sabda Awal's Blog October 24, 2017 - 4:25 am

iyaa postingan pertama di blog baru, hehe makasih yakkk

Reply
iizz glucklich October 26, 2017 - 3:33 pm

Wah bener banget mas, aku abis baca ini baru mikir aku kerja udh dpt apa aja… �� makasih udh ngingetin… jadi semangat untuk kerja keras lg buat inves…

Reply
afief November 3, 2017 - 9:26 am

Tulisan yg bagus banget nih…meskipun belum selsei baca tapi saya sangat tertarik dengan tulisan ini,thx for sharing Gan…

Reply
Siska Dwyta November 4, 2017 - 3:38 am

Hmmm dapat pengalaman kerja, dapat rekan kerja dan ya tergantung tempat dimana kita bekerja. Saya sempat dua tahun kerja jd honorer dengan gaji ya gitulah besarnya di bawah gaji seorang buruh, asisten rumah tangga mau pun baby sitter, nggak ada tunjangannya pula… jd dengan gaji segitu dan dengan biaya hidup yg kian melunjak, bisa dapat apa ya… hehe etapi besarkecilnya gaji yang penting tetap disyukuri saja lah.

Reply
heizyi December 8, 2017 - 7:18 am

Bener banget! Orang bekerja bukan hanya karena ingin mendapat penghasilan. Tapi juga karena ingin mewujudkan mimpi, bersosialisai juga (mungkin) kareng ingin di akui 🙂 Dan semoga di usia yang bertambah, semakin sukses, sehat selalu juga segera menimang jodoh ya mas ^^

Reply
Sabda Awal's Blog December 8, 2017 - 12:50 pm

bisa dimulai dari membiasakan menabung, jika sudah terbiasa lakukan investasi mbak

Reply
Sabda Awal's Blog December 8, 2017 - 12:51 pm

bersyukur adalah konsep menjadi kaya mbak, jadi apapun kita yang penting halal

Reply
Sabda Awal's Blog December 8, 2017 - 12:52 pm

saya aminnkan untuk doa yang terakhir ya mbak, semoga segera bertemu dengan jodoh, amiin

Reply
Adriana Dian December 28, 2017 - 4:00 am

Nah iya beneeer. Percuma gaji gede tapi gabisa ngatur uangnya dengan baik, kadang kan suka bablas gitu ya kao punya gaji gede, keasikan ngabisin uang untuk ini itu sampe akhirnya lupa nabung dll. Hihii. Makasi sharingnya ya maaaas.. Diaminkan juga doanya, semoga tahun depan sudah bertemu jodoh terbaiknya yaaaa.. Aaaaaminnn

Reply
Reffi Seftianti December 28, 2017 - 4:00 am

nice info, sedikit kritik untuk EYD saja ya 🙂
"apa bisa seseorang tidak perlu bekerja?" Berdiam diri dirumah
=> penulisan dalam tanda petik berupa kalimat langsung harusnya diawali huruf kapital,dan jangan lupa setelah awalan 'di+keterangan tempat' harus dipisah penulisannya. Jadi "Apa bisa seseorang tidak perlu bekerja?" Berdiam diri di rumah.

Reply
Adi Stia Utama S December 28, 2017 - 8:12 am

Saya juga baru 4 tahun bekerja
dan alhamdulillah ada sedikit yang bisa saya banggakan
walaupun bukan materi yang melimpah, setidaknya ada tujuan yg sdh saya capai dari bekerja.
Dapat teman dan rekan kerja yg sekarang menjadi jembatan buat saya memulai sedikit bisnis kecil kecilan..

Yang penting memang cara kita memanage keuangan, sebesar apapun gaji kita jika tidak bisa memanage akan habis juga.
gaji besar pengeluaran besar, itulah yg akan terjadi
saat memiliki gaji besar godaan untuk belanja, makan di tempat mewah, gaya hidup pun ikut tinggi. Konsumsi kadang bukan lagi sesuai kebutuhan malah melebihi.

Reply
Ucig December 29, 2017 - 5:52 am

Udah nggak kerja kantoran lagii. Sekarang kerja dari rumah aja. Tapi blm punya tabungan khusus dari uang hasil kerja di rumah. Nextnya mau punya deh ��

Reply
Sabda Awal's Blog January 9, 2018 - 2:44 am

makasih mbak masukkannya, 😀

Reply
Sabda Awal's Blog January 9, 2018 - 2:46 am

benar mas, teman dan rekan kerja adalah kebanggan saat bekerja, mereka bisa dijadikan andalan, baik itu teman, sebatas partner, jembatan bisnis, sampai jodoh..

Sesuai dengan hukum ekonomi, makin besar pendapatan makin besar juga pengeluaran, tapi jika bisa kita tabung, jangan sampai kebablasan

Reply
Yoga Prakoso January 11, 2018 - 9:56 am

Masa bekerja yg sama dan tingkat penghasilan yg sama tetap bisa menghasilkan output yg berbeda. Kuncinya di manajemen keuangan pibadi.

Reply
Rosanna Simanjuntak January 11, 2018 - 11:09 pm

Boleh juga nih, kudu punya tabungan khusus yang terpisah.
Setuju. Intinya mengatur keuangan dan banyak-banyak bersyukur.

Reply
Rei_ February 5, 2018 - 9:22 am

salam kenal mas dari saya. izin bertanya ya mas, bolehkah menikah dengan sesama pegawai bc? atau ada gak syarat untuk menikah dengan sesama pegawai bc ?
terima kasih 🙂

Reply
Sabda Awal's Blog February 5, 2018 - 9:22 am

Boleh kok 😀

Reply
fryda savia March 24, 2018 - 3:52 pm

Mas kalo pegawai bc yang mau married itu ada aturannya gak sih?
Misalnya harus ngabdi dulu berapa tahun atau bebas-bebas aja?
Dan kalo gak salah baca , di artikel selanjutnya pegawai bc itu gak langsung jadi PNS?
Lalu berapa lama diangjat sampe jadi PNS?
Waktu tiap orangnya beda-beda ya?

Reply
sabda awal April 15, 2018 - 10:20 am

Bebas mau nikah kapan aja kok,
Pengangkatanan antara 5 s.d 12 bulan biasanya

Reply
Misu Pinku April 19, 2018 - 10:13 am

Makasih sharingnya kak.

Reply
Anindita Ayu April 19, 2018 - 10:13 am

Wah tema yang diangkat menarik nih kak. Aku jadi belajar banyak dari tulisannya. Kemudian jadi nanya ke diri sendiri, dua tahun kerja udah dapet apa aja? Baru jalan-jalan ke mana-mana doang hehe. Mesti mulai memikirkan investasi ke depannya nih.

Reply
ayu agustya April 26, 2018 - 5:29 am

Salam kenal dari saya mas. nice post,,
saya suka sekali dengan tulisan ini. karena ceritanya ternyata juga berisi motivasi (untuk semangat kerja agar tetap memiliki penghasilan) dan juga warning (rajin menabung untuk masa depan). bahwa kerja itu gak cuma dapat capeknya aja tp juga berkahnya. alhamdulillah
dari tulisan ini saya juga akhirnya bisa berpikir banyak kedepannya untuk masa depan saya nanti. walaupun saya juga perempuan (yang nantinya juga kehidupan saya akan ditanggung dengan suami) tp saya juga sebagai permepuan harus bisa berpikir panjang untuk memanage keuangan. apa lagi saya orangnya kurang bisa pintar memegang uang (agak boros) hihihi
terimakasih buat sharingnya (sering2 aja ya buat tulisan gini) hehe

Reply
Emka April 28, 2018 - 2:01 pm

4 tahun bekerja bekerja? Saya punya 2 anak hehe… Becanda bang. Kalo dari materi, punya motor yg cicilannya udah lunas, tanah kavling dg cicilan, lunas setahun kemudian, terus ngebangun rumah, ogah beli perumahan jadi, karena lokasi pasti jauh dari pusat kota. Intinya mah, kalo udah kerja, boleh bersenang2, boleh membahagiakan diri sendiri, tapi sambil mikir buat masa depan anak cucu… #Jiahhh ini komen sok bijak hehe

Reply
Tira Soekardi April 29, 2018 - 4:58 am

betullah, kalau sudh kerja itu , kita juga perlu punya hasil dr keringat kita itu dlm bentuk apa buat masa depan, tuk yang bisa trepakai kelak. misa sdh mikirin rumah, dll

Reply
Victor Martin April 29, 2018 - 4:58 am

Jodohnya diusahakan gan,, ikhtiar,, wkwk

Reply
Sabda Awal's Blog May 5, 2018 - 6:55 am

mantep deh kalau udah jalan2, saya sndiri belum jalan kemana2 rencana nanti sewaktu berkeluarga, bareng istri jadi lebih romantis aja rasanya dan bisa dinikmati berdua

Reply
Sabda Awal's Blog May 5, 2018 - 6:56 am

terimakasih ya mbak 😀

Reply
Sabda Awal's Blog May 5, 2018 - 6:57 am

bukan sok bijak, emang bijak kok, syukur sudah punya investasi berupa tanah, nanti bisa dibangun rumah,

hasil kerja itu memang untuk senang2 tapi jangan lupa untuk masa depan juga

Reply
Bea May 6, 2018 - 2:56 pm

Tulisannya bagus semua, menginspirasi mas Sabda.Mantap

Reply
Ainun May 17, 2018 - 3:42 pm

nice post nih,

Reply
Cacastrnt girl May 29, 2018 - 3:32 am

Bang mau tanya…

Saya pernah baca, katanya kalau perempuan hanya Bisa mendaftar DI bea cukai saja tidak Bisa DIII karena DIII khusus laki-laki.

Apa benar seperti itu Bang?

Reply
sidar hypno May 30, 2018 - 3:13 am

Alhamdulillah, kerja di kelurahan sudah bisa punya motor, dan tabungan emas, tabungan untuk kuliah..

Salam kenal mas…

Reply
himawan sant June 20, 2018 - 1:20 pm

Nice post,mas Sabda.
Artikel perdana yang ternyata keren tulisannya ini seperti mengingatkan kita semua untuk mengatur pendapatan sebijak mungkin.

Reply
Adin Ikhwan June 27, 2018 - 1:11 am

wah, benar, masuk tahun ke4 bekerja, aku udah punya apa? 🙁

Reply
kekitaan kita July 11, 2018 - 3:33 pm

Salam Mas Bro
Hahaha, udah minimal udah ada tabungan lah ya.
Tapi pertanyaan ini membuka pikiran sih
Jangan asal kerja-kerja aja
Mauliate
Terimakasih

Reply
Adin Ikhwan August 14, 2018 - 6:16 am

bener-bener jadi bahan renungan. saya pun sudah 3 tahun bekerja, belum punya apa-apa. sudah saatnya bermuhasabah diri nih.

Reply
Unknown August 24, 2018 - 1:45 am

Keren bgt tulisannya. Tapi kalau boleh nanya apakah yg kerja di djp hanya tamatan stan? Bagaimna dengan lulusan universitas bonafit di indonesia yg ingin bekerja di djp? Apakah ada peluang? Terima kasih

Reply
Reyne Raea November 20, 2018 - 11:04 pm

Keren banget yaaakk, nulis pertama kali tapi udah rapi banget hahaha

Baca ini jadi iri deh, saya dulu kerja 3 tahun sebelum akhirnya menikah, tapi gak punya tabungan, cuman barang sih ama asuransi hiks.

Malu deh, jadi wanita kok kalah dari laki-laki.
Dulu sih saya boros di makan, maklum anak kos, nabungnya di makanan luar rumah hahaha

Sering main di blog ini bikin saya jadi lebih mikir dalam mengeluarkan uang, semacam disentil pelan-pelan 😀

Reply
Unknown January 10, 2019 - 5:11 am

assalmualaikum
sy pnya knln.katanya kerja d bea cukai,
dia,nawarin ank sy daftar disna,dia,akn bntu katnya,dn tidk perlu kuliah..ank sy mau lu2s SMA th ini..emng bnr klw daftar bs g perlu masuk kuliah dulu
ju2r sy was2 takut penipuan..mohon pendaptnya..trm ksh..

Reply
Sabda Awal's Blog January 10, 2019 - 5:14 am

waalaikumsalam, saya tidak tau apa yang dimaksud dengan kata "didaftarkan". untuk menjadi pns bea cukai hanya melalui tes pns kementerian keuangan atau lulus kuliah di STAN.

Reply
Enny Ratnawati January 21, 2019 - 5:56 am

kereeennn.saya kerja lebih lama tapi hasil tabungannya kurang lebih aja hehehe..alhamdulillah.wajib kita syukuri yaaa

Reply
Siska Dwyta January 21, 2019 - 1:14 pm

pantesan familiar dengan judul postingan ini, ternyata saya udah pernah ninggalin jejak di sini, hehe

Reply
Anonymous April 16, 2019 - 6:11 am

kak, kalo seandainya ketika kita berada ditengah masa kerja (wajib) yg 4 tahun itu lalu memutuskan untuk keluar, apa yang akan terjadi?

Reply
5 Saran Finansial Untuk Anda Yang Baru Bekerja - BlogSabda.com May 5, 2019 - 10:05 am

[…] akhirnya, setelah sekian lama kerja sudah punya apa? Isi rekening cuma lewat saja, investasi tidak ada, asuransi ah sudahlah, dan tabungan tidak […]

Reply
Mampu Berinvestasi? Bersyukurlah! Karena Ini Privelege! - BlogSabda.com February 28, 2020 - 7:17 am

[…] Dulu saya pikir setiap orang yang sudah bekerja pasti bisa berinvestasi, minimal Rp 100.000 per bulan. Masak Rp 100.000 saja tidak bisa? Bahkan saya membuat tulisan pertama saya dengan judul empat tahun bekerja sudah punya apa? […]

Reply