Travelling ke Azerbaijan tahun 2019 silam menyisakan kenangan khusus buat saya. Mengunjungi negara yang terletak di Asia Barat Daya dan memiliki bahasa nasional rumpun Turk ini direncanakan dengan nekat.
Nekat dalam artian persiapan yang kurang matang, mulai dari kunjungan hingga dana travelling yang saya ambil dari tabungan seutuhnya.
Menghabiskan waktu 2 hari menuju kesana dan 7 hari berkeliling ibukotanya,- Baku. Saya tinggal di rumah teman yang saya kenal lewat aplikasi belajar bahasa Inggris. Bahkan makan dan laundry juga disediakan oleh keluarganya.

Selama 2 tahun pandemi, saya tidak keluar negeri. Hanya mengunjungi Danau Toba, Yogyakarta, Sabang, Bandung, Jakarta dan wisata di kota tempat saya tinggal.
Akhir tahun 2022 saya punya rencana mengunjungi Turki. Selain karena saya sudah belajar Bahasa Turki dan punya teman disana, negara ini memang menjadi wishlist sejak tahun lalu.
Tidak seperti kunjungan ke Azerbaijan, kali ini ke Turki harus dengan persiapan yang matang. Termasuk urusan dana travelling, akomodasi dan itinerary-nya.
Bagi saya, menyiapkan dana travelling yang nilainya belasan juta bahkan lebih sama pentingnya ketika menyiapkan dana darurat.
Harus dialokasikan dengan benar dan konsisten. Bahkan, saya tidak menyimpannya di tabungan biasa, melainkan di reksadana yang bisa memberikan profit hingga 7%.
Seandainya ke Turki butuh Rp 15.000.000, berarti kalau untung 7% itu sekitar Rp 1.050.000. Lumayanlah bisa buat beli kebab dan lahmacun disana. Whehehe.
Nah, artikel kali ini saya akan menjelaskan bagaimana menabung dana travelling yang dipersiapkan 1 tahun sebelum keberangkatan.
Mengapa Dana Travelling Harus Disiapkan Sejak Awal?
Seperti yang saya sebut diatas tadi, menyiapkan biaya travelling juga butuh rencana matang. Bukan hanya untuk persiapan biaya jalan-jalan ke luar negeri saja, bahkan wisata lokal juga butuh perencanaan biaya.
Bayangkan jika orang Medan seperti saya pengen wisata ke Labuan Bajo pasti butuh duit yang tidak sedikit.
Soalnya Indonesia itu luas, hehehe.
Kenapa sih dana travelling harus disiapkan sejak awal? Berikut ini ada 3 alasan yang bisa membuat kita semakin yakin kalau harus prepare budget sedini mungkin.
Biaya Perjalanan Berubah
Saya mengecek open trip ke Turki untuk tahun depan di sebuah jasa wisata sekitar Rp 15.000.000. Biaya ini bisa saja berubah di kemudian hari, iya kan?
Yang namanya biaya perjalanan pasti akan berubah, entah itu tiket pesawat, penginapan, makanan, dan lain-lain.
Inflasi
Inflasi juga tidak bisa diabaikan lho. Apalagi saat kita ingin pergi setahun kemudian. Inflasi ini akan mempengaruhi biaya saat berpergian.
Secara rantai ekonomi, kenaikan harga barang akan berefek secara beruntun. Bisa saja naik 5% s.d. 10%. Kenaikan ini sudah lumayan berpengaruh untuk biaya perjalanan yang butuh duit gede.
Katakanlah butuh biaya Rp 10.000.000 untuk travelling, eh tau-tau inflasi naik 5%, berarti harus nambah Rp 500.000 lagi.
Kurs Berubah
Kurs berubah ini khusus untuk perjalanan keluar negeri. Kita tidak tahu apakah kurs akan naik atau turun di masa depan. Ya syukur-syukur kalau turun, jadi duit yang kita tukarkan dapat makin banyak nilainya.
Kalau naik? Wah… ini yang agak berat.
Misalnya, untuk travelling ke suatu negara butuh $1.000. Di masa kini dengan kurs Rp 14.000, berarti kita harus menyiapkan Rp 14.000.000.
Kalau kurs di masa depan Rp 15.000? Jadi, Rp 15.000.000 dong. Padahal selisih Rp 1.000.000 lumayan banget bisa bayar visa atau belanja oleh-oleh.
Tips Menabung Untuk Travelling ala BlogSabda
Adapun tips menabung travelling yang saya lakukan yaitu dengan menyimpannya dalam reksadana pasar uang. Baik itu dengan dana utuh ataupun dicicil setiap bulan.
Dana yang saya tabung di reksadana ini bisa memperoleh profit hingga 7% dalam setahun. Sebenarnya cara ini sudah masuk kategori investasi jangka pendek (dibawah 1 tahun).
Menyimpan uang di reksadana cukup mudah bahkan bagi pemula sekalipun. Tinggal mengunduh aplikasi, lalu membeli reksadana secara rutin setiap bulan.
FYI, reksadana pasar uang adalah reksadana yang dana kelolaannya diinvestasikan seluruhnya di instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka atau obligasi yang jatuh temponya sama dengan atau kurang dari 1 tahun.
Karena jenis reksadana ini hanya obligasi atau deposito, maka keuntungannya bisa naik dengan risiko yang relatif minim sekali.
Contoh : lihat grafik ketiga reksadana pasar uang ini, seluruhnya mengalami naik terus-menerus seperti yang saya sebutkan tadi (tetap untung).

Saya akan tunjukkan bagaimana cara saya menyiapkan dana travelling di reksadana.
Kebetulan saya menggunakan aplikasi Bibit yang sudah aman dan terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Anda bisa mengunduh di play store atau apple store. Silahkan lakukan pendaftaran terlebih dahulu, btw registrasinya juga mudah dan cepat.
Pada aplikasi Bibit saya membuat goal setting “Travelling ke Turki” yang akan saya lakukan tahun depan. Saya atur waktu dan dana yang dibutuhkan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 1 : Pada aplikasi Bibit, pilih Portofolio
Gambar 2 : Pilih tujuan investasi berupa Liburan
Gambar 3 : Buat nama portofolio, uang yang harus dikumpulkan dan waktu selesainya.

Gambar 4 : Pilih reksadana sendiri
Gambar 5 : Goal setting selesai dibuat

Selanjutnya saya memilih produk reksadana yang akan saya beli. Ada banyak jenis reksadana di Bibit, tapi karena target travelling dilakukan dalam 1 tahun ke depan, maka pilihan terbaik adalah reksadana pasar uang,- yang risikonya rendah.
Balik lagi ke rencana yang sudah dibikin pada aplikasi Bibit tadi,- silahkan klik Mulai Investasi Sekarang. Lalu, pilih produk reksadana.

Seperti yang saya bilang sebelumnya untuk menyiapkan dana travelling ini baiknya disimpan di reksadana pasar uang, maka pilihlah reksadana pasar uang.
Pada contoh ini saya memilih produk Sucorinvest Sharia Money Market Fund dengan estimasi return 4,80% per tahun.
Lalu, saya menetapkan pembelian Rp 1.000.000, lalu klik beli.

Dilanjutkan dengan pembayaran. Silahkan pilih metode pembayaran yang diinginkan.

Menariknya aplikasi Bibit ini bisa diatur menjadi pembelian rutin alias nabung rutin. Contohnya pada saat bayar seperti langkah sebelumnya, saya mengaktifkan fitur Nabung Rutin yang akan di autodebet secara otomatis.
Bisa diatur pula frekuensi, tanggal dan tanggal berakhirnya. Selanjutnya pilih ingin menggunakan akun autodebit yang mana…
Saat ini sudah tersedia melalui GoPay dan Bank Jago lho! Jadi Anda bisa lebih konsisten nabung untuk capai goals keluar negeri.

Inilah cara terbaik yang dapat dilakukan untuk menabung dana travelling yaitu dengan menyimpannya di reksadana pasar uang karena memberikan keuntungan.
Aplikasi Bibit juga bisa dijadikan pilihan beli reksadana karena :
- Punya fitur goal setting untuk mencapai tujuan
- Pembayaran mudah dan beragam, selain itu gratis biaya
- Nabung rutin bisa dipilih berdasarkan bulanan, mingguan dan harian sehingga rencana bisa terealisasi dengan baik
- Investasi mulai Rp 100.000
Jadi, bagaimana? Apakah setuju jika menyiapkan dana travelling ditempatkan di reksadana? Komentar dibawah ya…
8 comments
makasih sharingnya
tips yang bermanfaat…
thank you for sharing
7 tahun lalu nabung di reksadana buat dana kuliah anak, ternyata gak sesuai profitnya dengan yg diharapkan. Malah sama dengan nambung di bawah bantak haha tapi ya gakpapa mungkin karena kondisi ekonomi lagi seperti ini.
Oh iya ya mbak? Berarti sudab investa selama 7 tahun tapi hasilnya tidak sesuai ekspektasi? Jika boleh tau, nabung di reksadana apa mbak?
Wah, kerennya pernah ke Azerbaijan, Mas. Oya, aku juga sekarang fokus nabung di pasar uang aja sih. Dulu pernah banget nyoba obligasi rada nyesek pas kena merah terus akhirnya aku jual krn udah dua bulan lebih gak ijo2 juga.
Kayak bagiku yg paling aman itu emang pasar uang. Kayak seneng aja liat dia ijo terus gak pernah merah.
Kalau mau ijo terus memang yang paling aman itu pasar uang mbak, karena terus naik harganya
halooo kaka sabda
astagahhh lama juga aku belum kemari
nahh ini juga yang aku lakukan, pengen misahin dana tabungan biasa sama tabungan khusus traveling
meskipun kadang sering diambil hahaha
sekarang kudu konsisten nih jangan sampe tergoda dan dikit-dikit ditabung juga di reksadana
Semoga bisa dicoba untuk nabung dana travelling di reksadana pasar uang ya mbak